Pontianak- Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Badar menjelaskan, Pontianak
mengalami deflasi 0,42 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar
117,22 pada Oktober 2014.
Menurut Badar, deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks yang lebih besar daripada kenaikan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni kelompok bahan makanan minus sebesar 2,91 persen, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan minus 0,83 persen.
Menurut Badar, deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks yang lebih besar daripada kenaikan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni kelompok bahan makanan minus sebesar 2,91 persen, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan minus 0,83 persen.
"Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yakni kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,10 persen. Perumahan, air,
listrik, gas, dan bahan bakar 1,23 persen. Sandang 1,53 persen,
kesehatan 0,42 persen, pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,07
persen," kata Badar yang ditulis Selasa (4/11/2014).
Berbagai komoditas, lanjut Badar, yang mengalami kenaikan harga
sepanjang Oktober 2014, yakni tarif listrik, emas perhiasan, jeruk,
pisang, makanan ringan, sabun mandi, sotong, dan jagung manis. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, diantaranya ikan
kembung, angkutan udara, daging ayam ras, sawi hijau, wortel, ketimun,
dan telur ayam ras. Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2014 terhadap Oktober 2013 masing-masing sebesar 4,90 persen dan 5,25 persen.
Tingkat inflasi periode yang sama tahun kalender 2012 dan 2013
masing-masing 4,47 persen dan 9,08 persen, kemudian tingkat inflasi
tahun ke tahun untuk Oktober 2013 terhadap Oktober 2012, dan Oktober
2012 terhadap Oktober 2011 masing-masing sebesar 11,32 persen, dan 5,94
persen. Perbandingan inflasi antarkota di Kalimantan, kata Badar, yakni
ada enam kota mengalami inflasi, dan tiga kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi di Kota Samarinda sebesar 0,60 persen, dan
terendah di Tanjung sebesar 0,20 persen. Deflasi tertinggi di Kota
Balikpapan minus sebesar 0,48 persen, dan terendah di Kota Pontianak
minus 0,42 persen," katanya.
Badar menambahkan, untuk perbandingan antarkota se-Indonesia, dari 82
kota, tercatat 74 kota mengalami inflasi, dan delapan kota mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Tual sebesar 2,18 persen, dan terendah di Mamuju sebesar 0,06 persen.
"Deflasi tertinggi di Kota Sorong minus sebesar 1,08 persen, dan terendah di Kota Tanjung Pandan minus sebesar 0,12 persen,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar