DUNIA PESANTREN ; Sholawat Buntung
Bacaan sholawat yang biasa kita ucapkan itu bukan sekadar bacaan biasa. Memang bunyinya seakan mendoakan Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Secara harfiah memang demikian. Namun, di balik itu semua, ada sebuah rahasia besar yang luar biasa sekali. Jika kita menganggap bahwa sholawat itu semata-mata adalah mendoakan rahmat kepada Kanjeng Nabi, itu salah besar. Kanjeng Nabi itu tidak butuh doa kita. Amalan beliau sudah turah-turah (lebih). Kanjeng Nabi kok butuh doa kita, lha emang kita ini siapa?
Bila dikaji dengan secara mendalam, ternyata sholawat adalah kata kunci, semacam “password” untuk menyatukan seluruh frekuensi kehidupan di jagad raya ini. Jadi, bukan sekadar mendoakan rahmat kepada Kanjeng Nabi semata. Oleh karena itu, jika membaca sholawat jangan sampai hanya sebatas “Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad”. Secara harfiah itu boleh-boleh saja, tidak salah. Namun itu termasuk “Sholawat Buntung”.
Lalu bagaimana yang lebih sempurna? Bacalah “Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad” (Ya Allah semoga kiranya rahmat senantiasa tercurah kepada Kanjeng Nabi Muhammad dan juga atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad). Minimal demikian. Jangan lupa sertakan selalu kalimat “Wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad”.
Menurut Sayyidina Imam Syafi’i, kalimat “Wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad” itu tidak sekadar tertuju kepada keluarga, ahlul bait atau dzurriyah Kanjeng Nabi semata, tetapi juga seluruh ummat Muslimin di muka bumi ini.
Jadi, ketika membaca sholawat secara lengkap akan menjadi kekuatan super dahsyat, dimana kaum Muslimin di seluruh jagad raya ini menyatukan diri dalam sebuah frekuensi. Menjadi bagian dari kekuatan doa yang mahadahsyat. Semua termaktub dalam satu kalimat. Sungguh luar biasa.
Karena itu, mulai sekarang selalu diingat-ingat ya, jika bersholawat jangan biasakan membaca sholawat yang buntung. Bacalah sholawat dengan mencangking seluruh keluarga besar kaum Muslimin. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad. (Disampaikan oleh Maulana Habib M. Luthfi bin Yahya dalam Maulidur Rosul Majelis Angudi Barokahing Gusti Kudus, 22 Januari 2017. Ditranskrip oleh: Shuniyya Ruhama).

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top