Tidak Beradab Menyebut Rasulullah
Muhammad SAW Langsung Namanya
Sebutan
Sayyidina, Nabiyallah, Rasulallah dan sebutan lain sebelum penyebutan nama
Muhammad SAW. adalah bentuk penghormatan. Penghormatan ini diperintahkan oleh
Allah dalam Al Qur’an Surat An Nur Ayat 63 :
ﻻ ﺗَﺠْﻌَﻠُﻮﺍ ﺩُﻋَﺎﺀَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ
ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢْ ﻛَﺪُﻋَﺎﺀِ ﺑَﻌْﻀِﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ﻗَﺪْ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ
ﻳَﺘَﺴَﻠَّﻠُﻮﻥَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻟِﻮَﺍﺫًﺍ ﻓَﻠْﻴَﺤْﺬَﺭِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺨَﺎﻟِﻔُﻮﻥَ ﻋَﻦْ
ﺃَﻣْﺮِﻩِ ﺃَﻥْ ﺗُﺼِﻴﺒَﻬُﻢْ ﻓِﺘْﻨَﺔٌ ﺃَﻭْ ﻳُﺼِﻴﺒَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢٌ
Artinya:
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan
sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah
mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan
berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.
Abu
Al-Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al-Qursyiy Al-Damsyiqiy dalam kitab
Tafsir Al-Quranil ‘Adlim, atau yang lebih dikenal adalah Tafsir Ibnu Katsir :
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻀﺤﺎﻙ، ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ : ﻛﺎﻧﻮﺍ
ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ : ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ، ﻳﺎ ﺃﺑﺎ ﺍﻟﻘﺎﺳﻢ، ﻓﻨﻬﺎﻫﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻋﻦ ﺫﻟﻚ، ﺇﻋﻈﺎﻣًﺎ ﻟﻨﺒﻴﻪ، ﺻﻠﻮﺍﺕ
ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻼﻣﻪ ﻋﻠﻴﻪ، ﻗﺎﻝ : ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ، ﻳﺎ ﻧﺒﻲَ ﺍﻟﻠﻪ . ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻗﺎﻝ ﻣﺠﺎﻫﺪ،
ﻭﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺟُﺒَﻴﺮ .
ﻭﻗﺎﻝ ﻗﺘﺎﺩﺓ : ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻬﺎﺏ
ﻧﺒﻴﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﺃﻥ ﻳُﺒَﺠَّﻞ ﻭﺃﻥ ﻳﻌﻈَّﻢ ﻭﺃﻥ ﻳﺴﻮﺩ .
Dalam
tafsir Ibnu Katsir tersebut, Muqotil bin Hayyan mengatakan tentang tafsir ayat
ini: “Janganlah engkau menyebut nama Nabi Muhammad jika memanggil Beliau dengan
ucapan: ‘Ya Muhammad’ dan janganlah kalian katakan: ‘Wahai anak Abdullah’, akan
tetapi Agungkanlah Beliau dan panggillah oleh kamu: ‘Ya Nabiyallah, Ya Rasulullah’.
Nashiruddin
Abu Al-Khairi Abdullah bin ‘Umar bin Muhammad Al-Baidhawiy dalam kitab Anwarul
Tanzil Wa Asraril Takwil, atau yang lebih dikenal adalah Tafsir Baidhawiy :
ﻻ ﺗﻘﻴﺴﻮﺍ ﺩﻋﺎﺀﻩ ﺇﻳﺎﻛﻢ ﻋﻠﻰ ﺩﻋﺎﺀ
ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀﺎً ﻓﻲ ﺟﻮﺍﺯ ﺍﻹِﻋﺮﺍﺽ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﻫﻠﺔ ﻓﻲ ﺍﻹِﺟﺎﺑﺔ ﻭﺍﻟﺮﺟﻮﻉ ﺑﻐﻴﺮ ﺇﺫﻥ، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﺒﺎﺩﺭﺓ
ﺇﻟﻰ ﺇﺟﺎﺑﺘﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﺍﺟﺒﺔ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺟﻌﺔ ﺑﻐﻴﺮ ﺇﺫﻧﻪ ﻣﺤﺮﻣﺔ . ﻭﻗﻴﻞ ﻻ ﺗﺠﻌﻠﻮﺍ
ﻧﺪﺍﺀﻩ ﻭﺗﺴﻤﻴﺘﻪ ﻛﻨﺪﺍﺀ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀﺎً ﺑﺎﺳﻤﻪ ﻭﺭﻓﻊ ﺍﻟﺼﻮﺕ ﺑﻪ ﻭﺍﻟﻨﺪﺍﺀ ﻣﻦ ﻭﺭﺍﺀ ﺍﻟﺤﺠﺮﺍﺕ ،
ﻭﻟﻜﻦ ﺑﻠﻘﺒﻪ ﺍﻟﻤﻌﻈﻢ ﻣﺜﻞ ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻭﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﺮ ﻭﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ ﻭﺧﻔﺾ
ﺍﻟﺼﻮﺕ ، ﺃﻭ ﻻ ﺗﺠﻌﻠﻮﺍ ﺩﻋﺎﺀﻩ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻛﺪﻋﺎﺀ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ ﻓﻼ ﺗﺒﺎﻟﻮﺍ ﺑﺴﺨﻄﻪ ﻓﺈﻥ ﺩﻋﺎﺀﻩ
ﻣﻮﺟﺐ، ﺃﻭ ﻻ ﺗﺠﻌﻠﻮﺍ ﺩﻋﺎﺀﻩ ﺭﺑﻪ ﻛﺪﻋﺎﺀ ﺻﻐﻴﺮﻛﻢ ﻛﺒﻴﺮﻛﻢ ﻳﺠﻴﺒﻪ ﻣﺮﺓ ﻭﻳﺮﺩﻩ ﺃﺧﺮﻯ ﻓﺈﻥ ﺩﻋﺎﺀﻩ
ﻣﺴﺘﺠﺎﺏ .
Dan
masih banyak Kitab Tafsir lain yang menjelaskan dengan penjelasan yang senada
dengan kedua kitab tafsir diatas.
Dalam
Qur’an Surat Ali Imran Ayat 39 Allah juga memulyakan Nabi Yahya :
ﻓَﻨَﺎﺩَﺗْﻪُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﻭَﻫُﻮَ
ﻗَﺎﺋِﻢٌ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤِﺤْﺮَﺍﺏِ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺒَﺸِّﺮُﻙَ ﺑِﻴَﺤْﻴَﻰ
ﻣُﺼَﺪِّﻗًﺎ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺳَﻴِّﺪًﺍ ﻭَﺣَﺼُﻮﺭًﺍ ﻭَﻧَﺒِﻴًّﺎ ﻣِﻦَ
ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴﻦَ
Artinya:
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri
melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang
datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang
Nabi termasuk keturunan orang-orang shaleh.”
Syeikh Muhayyiyisunnah Abu Muhammad Hasan bin Mas’ud AL-BUGHAWI (wafat 516 H.) dalam tafsir beliau MA’ALIMI AL-TANZIL menjelaskan Qur’an Surat Ali Imran ayat 39 sebagai berikut:
Syeikh Muhayyiyisunnah Abu Muhammad Hasan bin Mas’ud AL-BUGHAWI (wafat 516 H.) dalam tafsir beliau MA’ALIMI AL-TANZIL menjelaskan Qur’an Surat Ali Imran ayat 39 sebagai berikut:
{ ﻭَﺳَﻴِّﺪًﺍ { ﻓﻌﻴﻞ ﻣﻦ ﺳﺎﺩ ﻳﺴﻮﺩ ﻭﻫﻮ
ﺍﻟﺮﺋﻴﺲ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺘﺒﻊ ﻭﻳﻨﺘﻬﻲ ﺇﻟﻰ ﻗﻮﻟﻪ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﻔﻀﻞ : ﺃﺭﺍﺩ ﺳﻴﺪﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ . ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻀﺤﺎﻙ
: ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ . ﻗﺎﻝ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺟﺒﻴﺮ : ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻄﻴﻊ ﺭﺑﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ . ﻭﻗﺎﻝ ﺳﻌﻴﺪ
ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺴﻴﺐ : ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ، ﻭﻗﺎﻝ ﻗﺘﺎﺩﺓ : ﺳﻴﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻭﺍﻟﻮﺭﻉ،
ﻭﻗﻴﻞ : ﺍﻟﺤﻠﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻐﻀﺒﻪ ﺷﻲﺀ . ﻗﺎﻝ ﻣﺠﺎﻫﺪ : ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻀﺤﺎﻙ
: ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺘﻘﻲ، ﻗﺎﻝ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﺍﻟﺜﻮﺭﻱ : ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﺤﺴﺪ ﻭﻗﻴﻞ : ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻔﻮﻕ ﻗﻮﻣﻪ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ
ﺧﺼﺎﻝ ﺍﻟﺨﻴﺮ، ﻭﻗﻴﻞ : ﻫﻮ ﺍﻟﻘﺎﻧﻊ ﺑﻤﺎ ﻗﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ . ﻭﻗﻴﻞ : ﺍﻟﺴﺨﻲ، ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ “ ﻣﻦ ﺳﻴﺪﻛﻢ ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ﺳﻠﻤﺔ ” ؟ ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﺟﺪ ﺑﻦ ﻗﻴﺲ ﻋﻠﻰ ﺃﻧّﺎ ﻧﺒﺨِّﻠﻪ
ﻗﺎﻝ : “ ﻭﺃﻱ ﺩﺍﺀ ﺃﺩﻭﺃ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺨﻞ، ﻟﻜﻦ ﺳﻴﺪﻛﻢ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﺍﻟﺠﻤﻮﺡ ”.
Artinya:
Dan (SAYYIDAN) itu adalah timbangan FA’IILAN dari SAADA. Sayyidan itu pemimpin
yang diikuti dan berakhir kepada perkataannya. Al-Mufadhdhal berkata: yang
dimaksud dengan sayyidan adalah sayyidan pada agama. Adh-Dhihak berkata: Sayyid
itu bagus berakhlak. Sa’id bin Jubair berkata: Sayyid adalah orang yang patuh kepada
Tuhannya yang maha tinggi. Sa’id bin Musayyib berkata: Sayyid itu orang yang
faqih (ahli ilmu fiqh) lagi mengetahui. Qatadah berkata: sayyid itu pada ilmu,
ibadat dan wara’, dan dikata orang : (Sayyid) itu lemah lembut yang tidak
pernah marah kepadanya oleh sesuatu. Mujahid berkata: (Sayyid) itu yang mulia
disisi Allah. Adh-Dhihak berkata: Sayyid itu orang taqwa. Sufyan Sauriy
berkata: (Sayyid) itu yang tidak ada hasad, dikata orang yang berada lebih
diatas kaumnya pada sekalian perkara terpuji. Dan dikata orang juga: orang yang
merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Dikata orang: (Sayyid)
itu Pemurah. Sabda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Siapa Sayyid (Pemimpin) kalian wahai Bani Salamah? Mereka menjawab: Jud bin
Qais yang kami anggap sangat kikir. Nabi bersabda: “penyakit apa yang lebih
berat daripada kikir? Tetapi Sayyid (pemimpin) kalian adalah ‘Amr bin al-Jamuh.
Status
hadits diatas dijelaskan pada catatan kaki dalam tafsir tersebut, yaitu :
ﺭﻭﻱ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﻦ ﻃﺮﻕ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ
ﻭﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻭﺃﻧﺲ ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ ﻭﺭﻭﻱ ﻣﺮﺳﻼ ﻋﻦ ﺣﺒﻴﺐ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺛﺎﺑﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺪ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻓﻲ ﺍﻷﺩﺏ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ ﺹ ( 90 ) ﻃﺒﻌﻪ ﻣﻜﺘﺒﺔ ﺍﻵﺩﺍﺏ ﻭﺃﺑﻮ ﺍﻟﺸﻴﺦ
ﺍﻷﺻﺒﻬﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻷﻣﺜﺎﻝ ﺑﺮﻗﻢ ( 89 – 95 ) ﺹ 56 – 59 ﻭﺃﺑﻮ ﻧﻌﻴﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻠﻴﺔ : 7 /
317 ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﺪﺭﻙ : 3 / 219 ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺑﻠﻔﻆ “ ﺑﻞ ﺳﻴﺪﻛﻢ ﺍﻟﺒﺮﺍﺀ ﺑﻦ ﻣﻌﺮﻭﺭ
” ﻭﻗﺎﻝ : ﺻﺤﻴﺢ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻁ ﻣﺴﻠﻢ . ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻬﻴﺜﻤﻲ : ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻷﻭﺳﻂ ﻭﺭﺟﺎﻟﻪ ﺭﺟﺎﻝ
ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻏﻴﺮ ﺷﻴﺦ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻣﺠﻤﻊ ﺍﻟﺰﻭﺍﺋﺪ : 3 / 315 . ﻭﺍﻧﻈﺮ : ﺍﻹﺻﺎﺑﺔ ﻻﺑﻦ ﺣﺠﺮ : 4 /
615 – 616 ﺃﺳﺪ ﺍﻟﻐﺎﺑﺔ ﻻﺑﻦ ﺍﻷﺛﻴﺮ : 4 / 206 – 207 ﻣﺠﻤﻊ ﺍﻟﺰﻭﺍﺋﺪ : 9 / 314 – 315 /
126 – 127 .
Artinya:
Telah diriwayatkan hadits ini dari berbagai thuruq (jalan) dari Jabir, Abi
Hurairah dan Anas secara marfu’ (sampai sanad kepada Rasulullah). Dan riwayat
secara mursal (gugur sahabat) dari riwayat Habib bin Abi Tsabit dari Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ . Maka sungguh telah mengeluarkannya
(meletakkan hadits pada tempatnya) oleh : Imam Bukhari pada BAB ADAB AL-MUFRAD
hal 90 cetakan Maktabah Adab, oleh Abu Syaikh Ak-Ashbahani dalam kitab
AL-AMTSAL nomor 89-95 halaman 56-59, oleh Abu Na’im dalam AL-HULIYYAH jilid 7
halaman 317, oleh Hakim dalam AL-MUSTADRAK jilid 3 halaman 219 dari Abi
Hurairah dengan ucapan “tetapi pemimpin kalian adalah Al-Bara’ bin Ma’rur. Hakim
berkata ; “hadits Shahih atas syarat Imam Muslim. Baihaqiy berkata: telah
meriwayatkan oleh Thabrani dalam AL-AWSATH, dan rijalnya itu rijal shahih.
Mengenai
sebutan sayyidina sendiri terdapat dalam hadits :
ﺃﻧﺎ ﺳﻴﺪ ﻭﻟﺪ ﺁﺩﻡ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﻻ
ﻓﺨﺮ
“Aku
adalah sayyid anak Adam pada hari kiamat maka janganlah berbangga diri.”
(HR.
Ahmad, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Jadi
kesimpulannya, adalah tidak punya adab/sopan jika kita memanggil Rasulallah
Muhammad SAW. langsung menyebut namanya.
BANTAHAN
AL-BAJURI KEPADA WAHABI YANG MEMBID'AHKAN KATA SAYYIDINA DALAM SHOLAT
Yang
lebih utama adalah mengucapkan kata sayyid karena yang lebih afdhal adalah
menjalankan adab.hal ini berbeda dengan pendapat yang mengatakan bahwa lebih
utama meninggalkan kata sayyid dengan alasan mencukupkan di atas yang warid
saja. dan pendapat yang mu'tamad adalah pendapat yang pertama, adapun hadits
"laa tusawwidunii fii sholaatikum", yang seharusnya dengan wawu
(tusawwidunii), bukan dengan ya' (tusayyidunii), adalah hadits yang BATIL.
(HASYIYAH AL-BAJURI,JUZ 1 HALAMAN 156)
وفي " مفتاح الفلاح "
للإمام العارف بالله ابن عطاء الله السكندري : " وإياك أن تترك لفظ السيادة
ففيها سر يظهر لمن لازم هذه العبادة " ا هـ
Ibnu
'Athoillah Assakandari Rohimahullah berkata : Berhati-hatilah kamu dari
meninggalkan lafazh siyadah (sayyiduna) ketika menyebut nama Nabi Muhammad saw.
karena didalamnya terdapat Sir (rahasia) yang akan tampak bagi orang yang
melazimi ibadah ini...
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ
الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ
حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
عَيْنِ الرَّحْمَةِ الرَّبَّانِيَّةِ وَالْيَقُوْتَةِ الْمُتَحَقِّقَةِ
الْحَائِطَةِ بِمَرْكَزِ الْفُهُوْمِ وَالْمَعَانِى وَنُوْر ِاْلاَكْوَانِ
الْمُتَكَوَّنَةِ اْلأدَمِيِّ صَاحِبِ اْلحَقِّ اْلرَّبَّانِى اَلْبَرْقِ
اْلأَسْطَعِ بِمُزُوَنِ اْلأَرْبَاحِ اْلمَالِئَةِ لِكُلِّ مُتَعَرِّضٍ مِنَ
اْلبُحُوْرِ وَاْلأَوَانِى وَنُوْرِكَ اللاَّمِعِ الَّذِيْ مَلأْتَ بِه كَوْنَكَ
اْلحَائِطَ بِأَمْكِنَةِ اْلمَكاَنِى اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَيْنِ
اْلحَقِّ الَّتِى تَتَجَلَّى مِنْهَا عُرُوْشُ اْلحَقَائِقِ عَيْنِ اْلمَعَارْفِ
اْلأَقْوَمِ صِرَاطِكَ التَّآمِّ اْلاَسْقَمِ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى
طَلْعَةِ اْلحَقِّ بِا الْحَقِّ اْلكَنْزِ اْلأَعْظَمِ إِفَاضَتِكَ مِنْكَ
اِلَيْكَ إِحَاطَةِ النُّوْرِ اْلمُطَلْسَمِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلى آلِهِ
صَلاَة ًتُعَرِّفُنَا بِهَا إِيَّاهُ
0 komentar:
Posting Komentar