Universitas
Diponegoro Semarang melalui Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Hukum UNDIP, Nurul Maiyyah Indonesia (NMI) beserta DEMA dan
BEM se-Semarang, Kanwil Kemenag RI Semarang, keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama
(KMNU) dan Ansor Wilayah Semarang telah berhasil menyelenggarakan Seminar
Nasional membahas isu radikalisme ISIS pada hari Sabtu, 21 Maret 2015 di Gedung
Litigasi Universitas Diponegoro Semarang. Seminar yang mengusung tema “Fenomena
ISIS Bagi NKRI dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” ini diikuti tidak kurang
dari 250 peserta baik dari kalangan mahasiswa, Perhimpunan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII), KAMMI, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), perwakilan LSM, dan
masyarakat umum. Hadir sebagai pembicara Dr. HM. Cholil Nafis, Lc. dari Majelis
Ulama Indonesia, KH. Masdar Farid Mas’udi, MA. dari Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama, dan Dr. Hasyim Asy’ari, Ph. D. dari GP Ansor Jawa Tengah. Nampak hadir
pula beberapa tokoh civitas akademik UNDIP Semarang beserta rekan-rekan dari berbagai
Universitas se-Indonesia.
Acara yang
diselenggarakan sebagai agenda antisipatif bangsa Indonesia terhadap ancaman
radikalisme ini dibuka oleh ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
Dalam sambutannya ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ini
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas apresiasi dan peran aktif
para peserta seminar, baik dari dalam kota Semarang maupun peserta yang berasal
dari luar kota. Diharapkan melalui kegiatan ilmiah ini dapat terjalin
silaturahmi yang lebih erat antara lembaga baik perguruan tinggi, sekolah,
maupun masyarakat sehingga terjalin tautan dan saling bersinergi untuk
mewujudkan iklim ilmiah, berkompetisi secara sehat dan memiliki sikap dan
tingkah laku yang berakhlaqul karimah.
Sementara itu, para
narasumber diatas dalam paparannya sepakat mengenai bahaya radikalisme dan
ekstrimisme yang dibawa oleh ISIS.
“Tak dipungkiri lagi
bahwa yang namanya ISIS ini semakin menyuburkan virus Islamophobia atau anti
Islam di kawasan negara-negara Barat. Hal ini terbukti semakin meningkatnya
tindak rasialis dan kekerasan terhadap umat Islam di beberapa negara Eropa.
Contoh nyatanya adalah kejadian di Denmark, dimana disana warga muslim merasa
dihina karena banyak media cetak di Denmark memunculkan karikatur Nabi SAW.
Kalau sudah seperti ini, citra Islam akan semakin pudar”.
tutur Dr. HM. Cholil Nafis, Lc.
Sementara menurut KH.
Masdar Farid Mas’udi, MA., gerakan ISIS yang menyuarakan jargon khilafah Islam
merupakan sebuah ancaman serius bukan hanya untuk umat Islam, tapi juga untuk
dunia. Sedangkan Dr. Hasyim Asy’ari dengan tegas menyuarakan anti radikalisme
dan ekstrimisme demi terjaganya kesatuan NKRI.
“ISIS adalah
organisasi radikal yang sangat bertolak belakang dengan kondisi social di
Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus waspada
terhadap ancaman-ancaman yang dapat memporak-porandakan tatanan keindonesiaan
kita ini”. jelas Dr. Hasyim Asy’ari
“Perlu diketahui
bahwa kegiatan seminar nasional diatas dimaksudkan untuk memupuk semangat cinta
tanah air demi utuhnya NKRI khususnya dikalangan akademisi yang digadang
sebagai agent of change”. imbuh Jemmy Lukito salah satu panitia kegiatan
seminar nasional di UNDIP tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar