PAC IPNU-IPPNU KEC. MOGA : MENJADI PELAJAR ISLAM YANG IDEAL
Artikel ini hadir sebagai antitesa terhadap kehidupan pelajar yang kurang memiliki rasa hormat terhadap sebagian guru, kurangnya ghirah untuk membaca, dan merosotnya moral pelajar secara umum. Dalam beberapa kitab klasik ‘ala pesantren seperti Ta’lim Al Muta’allim, Bidayah Al Hidayah, dll dirumuskan beberapa poin yang harus dimiliki oleh seorang pelajar muslim sehingga dia layak disebut pelajar muslim ideal.
‘Ala kulli hal, di sini saya rumuskan 7 poin penting yang hendaknya dimiliki oleh pelajar muslim yang kami nukilkan dari sabda Rasulullah Muhammad SAW dan juga dari perkataan para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan ulama-ulama as salaf ash sholih.


1. IKHLAS
Landasan dari semua amal atau kegiatan seorang Muslim adalah ikhlas. Ikhlas disini dimaksudkan hanya untuk mencari ridha Allah SWT saja. Jangan jadikan belajar kita, usaha kita, perjuangan kita selama belajar ini sia-sia lantaran tidak adanya niat yang ikhlas untuk menggapai ridha Allah SWT. Ingatlah baik-baik hadits berikut: "Barangsiapa mempelajari ilmu yang semestinya untuk mencari ridha Allah, tetapi ternyata ia mempelajarinya tidak lain hanya untuk mendapatkan kekayaan dunia, niscaya ia tidak mencium aroma surga".
Bahkan Imam Ghazali dalam Bidayah Al Hidayah menyampaikan barang siapa yang menuntut ilmu hanya untuk bermegah-megahan dalam urusan dunia, bermaksiat kepada Allah SWT dan untuk kedzaliman yang lain, maka ilmunya itu tidak akan menjadikannya mukmin yang selamat, bahkan akan mendpatkan kerugian dunia dan akhirat. Dari hadits dan ungkapan Imam Ghazali diatas dapat disimpulkan makna ikhlas bagi pelajar adalah mengerti dan memahami kewajibannya sebagai pelajar mulai dari belajar, berakhlaqul karimah, menghormati guru dan melakukan perbuatan terpuji lainnya yang semuanya itu dilakukan atas dasar lillahi ta’ala.


2. MENGHORMATI GURU
Posisi orang berilmu, seperti ulama atau guru ataupun ustadz, menurut Imam Ghazali adalah sangat mulia. Bagaimana tidak, pekerjaan mengajar adalah kegiatan yang paling dibutuhkan dan paling sempurna peranannya, karena seorang guru menyempurnakan dan menyucikan hati manusia, yang paling utama seorang guru harus membimbing anak didiknya agar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Terhadap seorang ulama, guru, ustadz atau orang yang berilmu, kita sebagai pelajar muslim harusnya tidak bersikap kasar dengan semua yang dianjurkan dan diperintahkan oleh sang guru, selagi tidak keluar dari ajaran Islam. Justru rasa hormat, ta’dzim atau mengagungkan harus kita wujudkan dalam interaksi kehidupan sebagai aplikasi nyata rasa terimakasih kepada guru yang telah memberikan ilmu kepada kita. Dalam sebuah atsar ulama disebutkan bahwa “Laulal Murobbiy Maa Aroftu Robbi” andai bukan karena seorang guru niscaya aku tak akan bisa mengenal Tuhanku. Ini mengindikasikan bahwa posisi seorang kyai, ustadz, dan guru sangat tinggi. Oleh karenanya kita wajib menghormati mereka.


3. GEMAR MEMBACA
Risalah pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca. Lima ayat pertama Surat Al Alaq jelas sekali meminta kita untuk membaca agar kita menjadi tahu, mengerti dan memahami. 
Namun sungguh aneh, umat yang perintah pertama dari agamanya adalah ‘Bacalah..!’ justu menempati posisi terbawah dalam suatu survei mengenai minat baca. Disebutkan bahwa minat baca orang Islam adalah 200 halaman per tahun. Bandingkan dengan orang Eropa yang membaca 10 buku dalam setahun dan orang Jepang yang membaca 40 buku dalam setahun.
Sungguh bukan hal yang aneh ketika umat Islam kini hanya menjadi penonton di negaranya sendiri lantaran rendahnya minat baca. Sungguh suatu hal yang wajar ketika Yahudi bisa menguasai dunia bisnis, ekonomi, politik, media, dan sektor lain lantaran tingginya minat baca mereka. 
Jika menilik kondisi umat terdahulu, ada sekumpulan nama-nama ulama besar yang sangat-sangat gila membaca, bahkan mereka sangat produktif dalam menghasilkan karya tulis yang menjadi pencerah di Eropa seperti Imam Ghazali dengan masterpiece-nya yaitu Ihya Ulumuddin, Abu Hasan Ali Al Asy’ari dengan Al Ibanah-nya, Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad dengan Risalah Al Mu’awanah-nya, Kyai Nawawi Banten dengan Tafsir Munir-nya, Kyai Ihsan Jampes dengan Siraju Ath Tholibin-nya, belum lagi ilmuan-ilmuan Islam abad lampau seperti Ibnu Rusyd dalam filsafat, Ibnu Sina dalam kedokteran, Al Khawarizmi sebagai pencetus teori Aljabar, Al Farabi sang maestro musik, Jalaluddin Al Maliki dalam grammar arab, dan lain sebagainya.
Melihat hal itu, seharusnya kita mencontoh apa yang sudah para ulama dahulu torehkan yaitu dengan gemar membaca. Karena membaca adalah jendela dunia.


4. JUJUR & AMANAH
Rasulullah Muhammad SAW sebelum kenabiannya mendapat julukan Al-Amin lantaran sifat beliau yang selalu jujur dan dapat dipercaya jika diberi amanah. Maka sudah seharusnya umat Muhammad SAW ini mencontoh beliau dalam hal kejujuran dan memegang amanah. 
Namun sungguh, di kalangan pelajar ini, masih banyak mereka yang belum bisa jujur. Ketika ujian atau ulangan harian mereka menyontek. Mereka mengcopy-paste skripsi atau thesis orang lain kemudian diklaim sebagai miliknya. Bahkan ada diantara para pelajar di Indonesia yang bekerja sebagai plagiat. Padahal sangat jelas bahwa perbuatan-perbuatan diatas termasuk dalam kategori berdusta, dan berdusta sungguh sangat dilarang dalam Islam.


5. OPTIMAL WAKTU
Dari Abdullah bin ‘Abbas bahwasanya beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR. Bukhari). 
Bukankah kita yang masih muda ini masih banyak diberi dua nikmat ini? Kemanakan kita gunakan kedua nikmat tersebut? Apakah kita menghancurkannya dengan tawuran, minum minuman beralkohol, mentatto tubuh kita, pacaran, bolos sekolah, main game, tongkrongan?.
Sungguh, beberapa pemuda saat ini telah banyak menyia-nyiakan kedua nikmat tersebut. Maka hendaknya kita belajar dari hadits diatas agar selalu hati-hati dalam memanfaatkan waktu luang. Ketika belajar menjadi suatu kewajiban para pelajar, maka kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajar baiknya ditempatkan pada posisi yang ideal.


6. SMART UKHUWAH
Istilah ini yang kiranya tepat mewakili sosok pelajar muslim ideal yang mampu menjaga silaturahim, pintar dalam memilih sahabat, dan smart dalam bergaul. Mari kita bahas satu per satu.
a. Smart dalam memilih teman
Tidak bisa disangkal bahwa merosotnya moralitas para pelajar saat ini adalah – salah satunya – disebabkan oleh karena mereka salah memilih teman. Teman yang baik adalah teman yang bisa mendatangkan manfaat di dunia dan di akhirat. Dalam kitab Ta’lim Muta’allim disebutkan dalam bahasa persi “Ya Rubad Baddar Budad Hammarribad” yang artinya teman itu memiliki dua kemungkinan, pertama dia seperti ular yang berbisa, barangsiapa yang mendekatinya maka dia akan tersengat racunnya. Kedua, teman seperti madu yang jika kita mampu memilikinya maka ia akan menjadi obat yang sangat mujarab untuk segala penyakit.

b. Smart dalam menjaga silaturahim
Hidup berjama’ah, atau berkelompok, dengan orang-orang baik tentu akan membawa kita pada kebaikan dunia dan akhirat. Bukankah jika kita berdekatan dengan tukang besi maka kita akan berbau bijih besi, sedang jika kita dekat dengan penjual parfum maka badan kita juga akan wangi? Oleh karena itu, jika kita telah menemukan sahabat yang tepat, hendaknya kita menjaga ikatan persahabatan tersebut. Menjaga silaturahim tentu juga berlaku pada hubungan dengan keluarga. Ingat hadits Nabi SAW “Laa Yadkhulul Jannah Qothi’urrohmi” orang yang memutus tali silaturrahmi akan dimasukkan dalam neraka.

c. Smart dalam bergaul
Pergaulan. Ya, dalam pergaulan kita memiliki dua opsi; mempengaruhi ataupun dipengaruhi. Jika kita bergaul dengan orang-orang jahat, maka ada kemungkinan kita terpengaruh jahat. Atau justru kita mampu mempengaruhi mereka agar meninggalkan kejahatan. Oleh karena itu, sebai seorang pelajar wajib selektif dalam bergaul agar kita terbebas dari pergaulan-pergaulan yang tidak sesuai dengan tuntunan agama Islam.


7. MUKMIN KUAT LEBIH DICINTAI ALLAH DARIPADA MUKMIN LEMAH
Satu hal yang juga sangat penting untuk dimengerti oleh setiap pelajar adalah masalah kesehatan. Tidak sepantasnya seorang pelajar muslim yang beriman dan senantiasa taat beribadah itu lemah, lunglai, dan lesu. Karena hal ini akan berdampak buruk pada prestasi kita di Sekolah. Berkaitan dengan kesehatan ini kita harus berhati-hati terhadap bahaya narkoba yang akhir-akhir ini massif terjadi dikalangan pelajar. Narkoba dapat menyebabkan seorang pelajar kehilangan masa depannya. Selain itu, pecandu narkoba juga tidak akan mendapat rahmat dari Allah SWT di dunia maupun di akhirat kelak.
Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai pemuda Islam haruslah memiliki fisik yang kuat, iman yang teguh, taat beribadah dan pandai bergaul dengan etika-etika dan akhlaq yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.


Materi Fasilitator MOS SMP/MTs/SMA/SMK Tahun Ajaran 2016. Disadur dari Tulisan Irfan Nugroho, S. Pd. I dengan tambahan serta pengurangan oleh Tim Lajnah Ta’lif wan Nasyr PAC IPNU – IPPNU Kec. Moga

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top