TOKOH : KH. Zaeinuddin Mojosari Wali Mastur

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIxW_IfOMRClL5MS4aRSQVnlCK5_kfFgO_Q30vzMqQP9M98lzN8vtgNFWF4mtfrKEo2cUjqpxwIo7YNIAcmR5neYi5QVQvGvXwrQpeHhXQ1zky_iEf4suVg6WxiaHboc4Q4tH6GE8Dn1c/s1600/mbah-zainuddin-mojosari-nganjuk.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="TOKOH : KH. Zaeinuddin Mojosari Wali Mastur" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIxW_IfOMRClL5MS4aRSQVnlCK5_kfFgO_Q30vzMqQP9M98lzN8vtgNFWF4mtfrKEo2cUjqpxwIo7YNIAcmR5neYi5QVQvGvXwrQpeHhXQ1zky_iEf4suVg6WxiaHboc4Q4tH6GE8Dn1c/s1600/mbah-zainuddin-mojosari-nganjuk.jpg" title="TOKOH : KH. Zaeinuddin Mojosari Wali Mastur" /></a></div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Mbah KH. Zainuddin adalah ulama besar Nusantara yang “paling tidak terekspose” bila dibanding dengan ulama-ulama seangkatannya semisal Syekh Nawawi al-Bantaniy, Syekh Sholeh Darat (guru beliau), Syekh Kholil Bangkalan, KH. Dimyathi Tremas Pacitan, Syekh Asnawi Kudus.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> KH. Zainuddin merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mojosari, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur generasi ke 7. Pondok Pesantren Mojosari didirikan pada tahun 1720 M oleh Mbah Kyai Ali Imron, Bendungan.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> <span id="more-197" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Ketika dulu para santri masih menggunakan sitem rihlah (kelana), maka Mbah Kiyai Zainuddin adalah salah satu ulama “wajib” yang dituju para santri pada zaman itu dalam rangka menyempurnakan keilmuan para santri. Dari segi usia memang beliau paling muda dengan teman seangkatannya namun beliau yang paling akhir meninggal dunia (menurut keterangan salah satu santrinya wafat beliau tahun 1954).</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Beliau menempati sebuah pondok tua yaitu di Mojosari Loceret Nganjuk. Mungkin karena secara geografis berada di kaki gunung Wilis, maka beliau “tidak banyak diekspose” dibanding sahabat-sahabatnya, karena memang dalam sejarahnya beliau cenderung bergerak dalam keilmuan tasawwuf.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Beliau dikenal oleh masyarakat sebagai waliyullah, namun aktivitas sehari-harinya tak beda dengan petani-petani desa yang bersahaja, karamahnya tak pernah dibuat pameran. Bahkan beliau lebih nampak sebagai seorang ulama syari’ah yang kokoh, tugas-tugasnya dijalankan dengan disiplin dan istiqamah. Setelah selesai mengajar di malam hari, sekitar pukul 22.00 beliau istirahat dan bangun jam 02.00 akhir malam, beliau menjalankan tahajjud, tilawah al-Quran dan lain-lain, mendekatkan diri kepada Allah SWT sampai menjelang Shubuh.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Kiai Zainuddin tidak hanya pandai menganjurkan sunnah Rasul, tetapi beliau praktekkan sendiri dalam kehidupan, sesuai dengan nasihat yang sering disampaikannya kepada para santri: “Co, ojo lali karo ayat</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </div> <div style="text-align: justify;"> أَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ</div> <div style="text-align: justify;"> “Apakah kamu perintah orang lain untuk berbuat baik, padahal kamu melupakan dirimu sendiri?”</div> <br /> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Syariat Islam dijalankannya dengan nyata dan konsekuen. Untuk keperluan hidup sehari-hari beliau mengolah tanah pertanian secukupnya. Beliau sendiri sering memegang pacul (cangkul) menanam singkong, jagung atau pisang. Beliau tidak menunjukkan tingkah khariqul ‘adah di hadapan masyarakat. Akan tetapi sepandai-pandai menyimpan durian, tercium juga baunya. Begitu juga halnya Kyai Zainuddin, banyak ulama arif mengakui kewaliannya.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Syahdan pada suatu hari, seperti biasanya pesantren di bulan Sya’ban selalu mengadakan imtihan (selametan) pengajian pondok di akhir tahun. Pada waktu itu beliau bersama-sama pengurus pondok dan tokoh-tokoh kampung Mojosari berkumpul mengadakan musyawarah untuk gawe besar ini. Disepakati perayaan imtihan dilakukan semeriah mungkin dan dilakukan beberapa hari baik melibatkan pondok maupun masyarakat Mojosari. Akhirnya ada sebagian masyarakat yang mengusulkan diadakan kesenian rakyat yaitu “JARANAN”, dan beliau mbah Kyai Zainuddin mengiyakan dengan syarat dilakukan di awal dan di luar pondok (di kampung). Maka bersemangatlah masyarakat Mojosari (saat itu masyarakat Mojosari 90% masih abangan dan terkenal sebagai tempatnya maksiyat).</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Berhari-hari masyarakat Mojosari dan pondok dalam suasana gembira. Rupanya hal ini terdengar sampai jauh di luar Nganjuk. Terbukti para Kyai menyikapi insiden tersebut karena melihat bahwa Mbah Kyai Zainuddin adalah salah satu tokoh ulama yang paling disegani. Mereka para Kyai takut hal ini akan berdampak pada masyarakat santri pada waktu itu. Akhirnya Hadhratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Chasbullah, KH. Bisyri Sansuri dan para Kyai lain bermusyawarah melakukan sikap dan meminta pada Mbah Kyai Zainuddin untuk bersikap tegas dengan adanya “JARANAN” masuk dalam kegiatan Imtihan. Mereka para Kyai akhirnya tidak menuai kesepakatan siapa yang harus sowan menghadap kepada Mbah Kyai Zainuddin. Mereka tidak ada yang berani menghadap mengingat mereka semua adalah murid dan santri beliau. Karena semua Kyai tersebut tidak berani menghadap, akhirnya disepakati dengan memakai mediator surat pernyataan dan ditandatangani oleh bersama.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Setelah selesai rapat musyawarah pernyataan sikap, para Kyai pulang ke rumah masing-masing. Tempat musyawarah waktu itu dilaksanakan di Tebuireng. Saat Hadhratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari istirahat, di dalam istirahat itu beliau diingatkan Allah SWT. lewat mimpi, dimana dalam mimpi itu KH. Hasyim Asy’ari dan para ulama seluruh Nusantara mengadakan shalat jama’ah. Dan ternyata dalam shalat jam’aah para ulama itu yang menjadi Imam adalah Mbah Kiyai Zainuddin. Sedangkan beliau Hadhratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari berada pada barisan shof nomer 7.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Setelah terbangun, surat yang tadi sudah jadi dengan tanda tangan yang lengkap dan tinggal dikirim akhirnya tidak jadi disampaikan kepada Mbah Kiyai Zainuddin. Lantas KH. Hasyim Asy’ari mengabari perihal mimpinya tersebut kepada para Kyai yang ikut menandatangani surat pernyataan di atas. Mereka semua akhirnya sepakat bahwa itu bukan wilayah mereka ngurusi (ikut campur) urusan guru mereka.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #242424; font-family: 'Noto Sans', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </div> <div style="text-align: justify;"> Berkat karamah yang dimiliki Mbah Kyai Zainuddin tersebut, terbukti sekarang masyarakat Mojosari Nganjuk yang tadinya 90 % abangan menjadi 99% Islam dan ta’at.</div> <div style="text-align: justify;"> Ketenaran nama Kyai Zainuddin ternyata membawa dampak lain. Sehubungan dengan kewaliannya itulah, banyak orang datang mohon ijazah doa. Namun beliau tetap mengaku tidak punya doa khusus dan memang seperti itulah yang dapat disaksikan, beliau bukan ahli thariqah. Bila ada orang yang datang minta ijazah doa beliau spontan menjawab: “Enggih, sampun kulo ijazahi” (Iya, sudah saya ijazahkan). Entahlah apakah memang benar sudah atau belum, Wallahu a’lam bishshawab.</div>

TOKOH : KH. Zaeinuddin Mojosari Wali Mastur

Mbah KH. Zainuddin adalah ulama besar Nusantara yang “paling tidak terekspose” bila dibanding dengan ulama-ulama seangkatannya semisal Sy...

Baca selengkapnya »

TOKOH : Kyai Subkhi Kyai Jadog

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8dX_WwCE4tirH9GsxKEp38T5Tfh9gyT066sM4XYImCVcwTXHmmOnq_Ot2Uhb7X0brA-KuyWdK9TVvs5LVdT13lQflszm0FV13eY3olgCxlgTQT-Z3sFtFNu3Rog9XcGYqtMO27UjdLp4/s1600/10678840_256832154526275_8945139857123115149_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="TOKOH : Kyai Subkhi Kyai Jadog" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8dX_WwCE4tirH9GsxKEp38T5Tfh9gyT066sM4XYImCVcwTXHmmOnq_Ot2Uhb7X0brA-KuyWdK9TVvs5LVdT13lQflszm0FV13eY3olgCxlgTQT-Z3sFtFNu3Rog9XcGYqtMO27UjdLp4/s400/10678840_256832154526275_8945139857123115149_n.jpg" title="TOKOH : Kyai Subkhi Kyai Jadog" width="400" /></a></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> KH Syaifuddin Zuhri mengisahkan: “Berbondong-bondong barisan-barisan Lasykar dan TKR menuju ke Parakan, sebuah kota kawedanan di kaki dua gunung penganten sundoro Sumbing..... Diantaranya yang paling terkenal adalah Hizbullah di bawah pimpinan Zainul Arifin, Barisan Sabilillah di bawah pimpinan KH Masykur.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia” di bawah pimpinan Bung Tomo,  “Barisan Banteng” di bawah pimpinan dr. Muwardi, Lasykar Rakyat dibawah pimpinan Ir. Sakirman, “Laskar Pesindo” dibawah pimpinan Krissubbanu dan masih banyak lagi. Sudah beberapa hari ini baik TKR maupun badan-badan kelasykaran berbondong-bondong menuju ke Parakan……”.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> KH Saefudin Zuhri, mantan Menteri agama itu mengantar sendiri KH.A.Wahid Hasyim,KH.Zainul Arifin dan beberapa petinggi negara untuk datang ke Parakan. Mengapa ke Parakan?</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Parakan terkenal dengan kota bambu runcingnya yang ampuh. Bambu runcing adalah sebatang bambu berkisar panjangnya kurang lebih dua meter yang dibuat runcing pada salah satu ujung atau kedua ujungnya. Peralatan yang sederhana ini, ternyata pada masa perang kemerdekaan telah menjadi senjata massal yang pakai rakyat dalam melawan penjajah.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Bambu Runcing pada masa Jepang juga sudah di gunakan.  Menurut sumber sejarah pada masa Jepang mengadakan pelatihan-pelatihan untuk para anak-anak, remaja dan pemuda dalam Senendan, senjata yang di pakai untuk latihan antara lain senjata bambu runcing. </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Namun sebelum bambu runcing digunakan, para santri dan pejuang terlebih dahulu meminta berkah doa dari kiai di Parakan, terutama kiai Subkhi.  Tidak banyak cerita mengenai doa apa yang di bacakan oleh Kiai Subkhi. Namun bambu runcing Parakan menjadi senjata utama sebelum para pejuang berhasil merampas senjata milik tentara penjajah.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Dan ketika sudah ribuan pejuang yang datang ke Parakan menemui Kiai Subkhi utuk mencium jemari tangannya dan meminta do’a, Kiai Subkhi malah bertanya “<em>mengapa tidak datang kepada Kiai Dalhar,Kiai Hasbullah dan Kiai Siraj</em><em>?</em><em>”</em><em></em></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Mbah Subkhi, putra salah anggota pasukan Diponegoro yang kemudian berjuang dan menetap di daerah Parakanadalah kiai yang sangat sederhana dan rendah hati.  KH.Saifudin Zuhri dalam bukunya berangkat dari Pesantren bercerita, “KH Wahid Hasyim, KH Zainul Arifin dan KH Masykur pernah juga mengunjunginya. Dalam pertemuan itu, KH Subeki menangis karena banyak yang meminta doanya. Ia merasa tidak layak dengan maqam itu.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Mendapati pernyataan ini, tergetarlah hati panglima Hizbullah, KH Zainul Arifin, akan keikhlasan sang kiai. Tapi, kiai Wahid Hasyim menguatkan hati Kiai Bamburuncing itu, dan mangatakan bahwa apa yang dilakukannnya sudah benar.”</div>

TOKOH : Kyai Subkhi Kyai Jadog

KH Syaifuddin Zuhri mengisahkan: “Berbondong-bondong barisan-barisan Lasykar dan TKR menuju ke Parakan, sebuah kota kawedanan di kaki dua...

Baca selengkapnya »

WARTA : Presiden Jokowi dan Beberapa Tokoh Partai Buka Bersama di Kediaman Ketua MPR RI

<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIVq3qYsWZwOuZtSNiAfQPBhzlOd4SRmacVCr_uSfaXUvyPTsS1qo6m9hZ8z7xM4uIbpOCpALoCvbwgF2-5WlNHiymyNoOPoiJEvBr6w6_m750fMffC1wDsdQx__5NgOTNCtf1Dh1zyjk/s1600/5d54c856-5369-4a3d-9ca2-e06af4af69eb_169.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="WARTA : Presiden Jokowi dan Beberapa Tokoh Partai Buka Bersama di Kediaman Ketua MPR RI" border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIVq3qYsWZwOuZtSNiAfQPBhzlOd4SRmacVCr_uSfaXUvyPTsS1qo6m9hZ8z7xM4uIbpOCpALoCvbwgF2-5WlNHiymyNoOPoiJEvBr6w6_m750fMffC1wDsdQx__5NgOTNCtf1Dh1zyjk/s400/5d54c856-5369-4a3d-9ca2-e06af4af69eb_169.jpg" title="WARTA : Presiden Jokowi dan Beberapa Tokoh Partai Buka Bersama di Kediaman Ketua MPR RI" width="400" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <strong style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Jakarta</strong><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"> - Presiden Joko Widodo kembali bertemu dengan mantan rivalnya, Prabowo Subianto. Mereka bertemu dalam acara buka puasa bersama yang dihelat Ketua Majelis Permusyawaratan <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> Rakyat Zulkifli Hasan.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><div style="text-align: justify;"> "Isinya buka puasa bersama, lalu salat berjemaah, silaturahmi," ujar Aburizal Bakrie, yang turut hadir, Senin, 22 Juni 2015.</div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><div style="text-align: justify;"> Para tokoh nasional mulai berdatangan ke rumah yang terletak di Jalan Widya Chandra IV Nomor 16 ini sejak pukul 16.30. Setelah berbuka bersama, Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Zulkfli Hasan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto, para menteri Kabinet Kerja, pimpinan partai politik, dan para kepala lembaga negara berbincang-bincang di dalam rumah.</div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><div style="text-align: justify;"> Ketua Partai Hanura Wiranto mengatakan tak ada pembicaraan khusus. "Kita silaturahmi saja, politik-politik segala macam kita tinggalkan, kita coba masuk ke suasana kebersamaan," katanya.</div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><div style="text-align: justify;"> Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto enggan menanggapi pertemuan itu. Ia malah meminta para pewarta bertanya langsung kepada tuan rumah, Zulkifli Hasan.</div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><div style="text-align: justify;"> Pada pukul 19.15 mereka meninggalkan rumah Zul. Menurut jadwal yang diterima <em>Tempo</em>, Selasa, 23 Juni 2015, akan diadakan acara serupa di kediaman Ketua DPR Setya Novanto.</div> </span>

WARTA : Presiden Jokowi dan Beberapa Tokoh Partai Buka Bersama di Kediaman Ketua MPR RI

Jakarta  - Presiden Joko Widodo kembali bertemu dengan mantan rivalnya, Prabowo Subianto. Mereka bertemu dalam acara buka puasa bersama ...

Baca selengkapnya »

WARTA : Presiden Jokowi Malam Ini Evaluasi Kinerja Kabinet

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT58JAVh0mRegrU3G7HVZ0pFRrgTT875DVQIgRLI0puBy1zxcs1JtCnE1cHmuo7FLxw5g726GsTDxySPJouOqG1xAtHTQi0XKzdVDKw9Q_ZuRkxhJ2u2tw0xScR3UtOR7TpXLlKAzvte4/s1600/040375400_1414495046-jokowi-kabinet-aji-141028-4.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="WARTA : Presiden Jokowi Malam Ini Evaluasi Kinerja Kabinet" border="0" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT58JAVh0mRegrU3G7HVZ0pFRrgTT875DVQIgRLI0puBy1zxcs1JtCnE1cHmuo7FLxw5g726GsTDxySPJouOqG1xAtHTQi0XKzdVDKw9Q_ZuRkxhJ2u2tw0xScR3UtOR7TpXLlKAzvte4/s400/040375400_1414495046-jokowi-kabinet-aji-141028-4.jpg" title="WARTA : Presiden Jokowi Malam Ini Evaluasi Kinerja Kabinet" width="400" /></a></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> <b><span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Jakarta - </span></b><span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Presiden Joko Widodo atau </span><span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2257199/buka-puasa-bersama-ketua-mpr-singgung-manfaat-silaturahmi-parpol" title="Jokowi"><span style="color: windowtext; mso-bidi-font-family: Arial; text-decoration: none; text-underline: none;">Jokowi</span></a></span><span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> mengatakan, 34 menteri Kabinet Kerja telah menyerahkan laporan kinerja. Malam ini juga, Jokowi akan membacakan laporan tersebut dan memberikan penilaian.</span><span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">"Sudah saya sampaikan, semua sudah menyampaikan laporan untuk 6 bulan lalu dan 6 bulan yang akan datang, tapi belum saya baca. Nanti lah. Malam-malam saya baca," kata Jokowi usai buka puasa bersama di rumah dinas Ketua MPR Zulkifli Hasan, Jakarta, Senin (22/6/2015).<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menurut Jokowi, <a href="http://news.liputan6.com/read/2256969/ketum-ppp-djan-faridz-terus-desak-kpk-keluarkan-sda-dari-tahanan" title="evaluasi kinerja"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">evaluasi kinerja</span></a> selalu dilakukan terhadap menteri Kabinet Kerjanya setiap waktu. "Nanti saya sampaikan hasilnya. Kan sudah saya sampaikan, saya itu evaluasi tiap hari, tiap minggu, tiap bulan," tegas Jokowi.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berdiri di samping Jokowi menimpali, ketika Jokowi ditanya terkait reshuffle atau perombakan menteri.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">"Wah, habis buka bersama langsung ditanyakan </span><i><span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">reshuffle</span></i><span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">," celetuk Prabowo.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">‎</span><span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dalam buka bersama ini, hadir elite politik dari Koalisi Merah Putih (KMP). Yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie, dan Ketua Umum Perindo Harry Tanoesoedibjo.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dari jajaran menteri <a href="http://news.liputan6.com/read/2256237/terkait-reshuffle-kabinet-romi-ppp-singgung-kekompakan-parpol" title="Kabinet Kerja"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Kabinet Kerja</span></a> tampak Menteri Perindustrian yang juga kader Partai Hanura Saleh Husin, Menteri Pariwisata Arief Yahya, serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="background: white; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Terlihat pula Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, politisi PDIP Pramono Anung, Ketua Fraksi Partai Demokrat Eddy Baskoro Yudhoyono atau Ibas, dan mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Raja Sapta Oktohari.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"> <span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Sumber : Liputan6</span></div> </div>

WARTA : Presiden Jokowi Malam Ini Evaluasi Kinerja Kabinet

Jakarta -  Presiden Joko Widodo atau  Jokowi  mengatakan, 34 menteri Kabinet Kerja telah menyerahkan laporan kinerja. Malam ini juga, Jok...

Baca selengkapnya »

BAHTSUL MASA'IL : Non Muslim Menjadi Wali Anaknya yang Muslimah

<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6__o1Mzaz495hhGI55D1NE0VQfWPjZZmp3lU_0YqiV7UkSkOV_1gB8De6dI7uw9O-X_M9rmwqtKkRO52titfSlb4fvBDqplNt7Ry-jOp8Bbc3yV2AOU8eZSerDE45z-XfABAi1qxQJlQ/s1600/nikah+10.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="BAHTSUL MASA'IL : Non Muslim Menjadi Wali Anaknya yang Muslimah" border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6__o1Mzaz495hhGI55D1NE0VQfWPjZZmp3lU_0YqiV7UkSkOV_1gB8De6dI7uw9O-X_M9rmwqtKkRO52titfSlb4fvBDqplNt7Ry-jOp8Bbc3yV2AOU8eZSerDE45z-XfABAi1qxQJlQ/s320/nikah+10.JPG" title="BAHTSUL MASA'IL : Non Muslim Menjadi Wali Anaknya yang Muslimah" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">illustrasi</td></tr> </tbody></table> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Assalamu’alaikum wr. wb.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Pengasuh rubrik bahtsul masail yang saya hormati, saya mau menanyakan mengenai perempuan muslimah yang mau menikah, tetapi walinya non-muslim. Maksud saya adalah dari sekian keluarganya yang bisa menjadi wali tidak ada yang muslim, seperti ayahnya, kakek, atau saudara laki-lakinya. Yang ingin saya tanyakan siapa yang berhak menjadi walinya ketika ia menikah? Terimakasih atas penjelasannya. Wassalamu’alaikum wr. wb. (Agus Bajuri/DKI)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong>---</strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wassalamu’alaikum wr. wb.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Pernikahan merupakan jalan untuk menjaga kelangsungan keturunan manusia atau dengan kata lain <em>hifzh an-nasl</em>. Kendati demikian dalam pandangan Islam pernikahan tidak bisa dilakukan secara serampangan, tetapi terdapat pelbagai aturan yang ketat dan harus dipenuhi.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Setidaknya ada lima rukun yang harus terpenuhi, yaitu mempelai pria, mempelai wanita, wali, dua orang saksi, dan shighat.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>فَصْلٌ فِي أَرْكَانِ النِّكَاحِ وَغَيْرِهَا وَأَرْكَانُهُ خَمْسَةٌ صِيغَةٌ وَزَوْجَةٌ وَشَاهِدَانِ وَزَوْجٌ وَوَلِيٌّ</strong></span><strong></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Fasal tentang rukun nikah dan selainnya. Rukun nikah itu ada lima yaitu, shigat, mempelai perempuan, dua orang saksi, mempelai laki-laki, dan wali” (Muhammad al-Khathib asy-Syarbini, <em>Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifati Alfazh al-Minhaj</em>, Bairut-Dar al-Fikr, tt, juz, 3, h. 139)<strong></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Dari kelima rukun tersebut salah satunya adalah wali. Artinya, pernikahan tidak dianggap sah kecuali dengan wali. Sebab, wali merupakan salah satu rukun nikah.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <strong>  </strong><span style="font-size: medium;"><strong>اَلْوَلِيُّ أَحَدُ أَرْكَانِ النِّكَاحِ فَلَا يَصِحُّ إِلَّا بِوَلِيٍّ</strong><strong> </strong></span><strong></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Wali adalah salah satu rukun nikah, maka nikah tidak sah tanpa wali” (Taqiyyuddin al-Husaini al-Hushni, <em>Kifayah al-Akhyar fi Halli Ghayah al-Ikhtishar</em>, Surabaya-Dar al-‘Ilm, juz, 2, h. 40)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Sedangkan seseorang yang menjadi wali juga harus memenuhi pelbagai syarat yang harus terpenuhi. Salah satunya adalah beragama Islam. Menurut kesepakatan para ulama, perempuan muslimah walinya harus muslim juga. <strong></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;">  <strong><span style="font-size: medium;">اَلْقَوْلُ فِي شُرُوطِ الْوَلِيِّ وَالشَّاهِدَيْنِ ( وَيَفْتَقِرُ الْوَلِيُّ وَالشَّاهِدَانِ ) اَلْمُعْتَبَرُونَ لِصِحَّةِ النَّكَاحِ ( إِلَى سِتَّةِ شَرَائِطَ ) بَلْ إِلَى أَكْثَرَ كَمَا سَيَأْتِي اَلأَوَّلُ ( اَلْإِسْلَامُ ) وَهُوَ فِي وَلِيِّ الْمُسْلِمَةِ إِجْمَاعًا</span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong><span style="font-size: medium;"><br /></span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Penjelasan mengenai syarat-syarat wali dan dua orang saksi. (Dan wali dan dua orang saksi) yang diakui sebagai kesahan nikah membutuh setidaknya enam syarat bahkan lebih banyak sebagaimana yang dijelaskan. Syarat pertama adalah beragama Islam, dan syarat beragama Islam itu adalah syarat wali untuk perempuan muslimah sebagaimana ijma` para ulama” (Muhammad Khathib asy-Syarbini, <em>al-Iqna` fi Halli Alfazhi Abi Suja`</em>, Bairut-Dar al-Fikr, 1415 H, juz, 2, h. 408-409)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Penjelasan ini mengandaikan bahwa seorang kafir tidak bisa menjadi wali atau memiliki hak perwalian atas perempuan muslimah. Jika ia hendak menikah sedangkan tidak ada pihak keluarganya yang bisa menjadi wali yang beragama Islam, seperti ayahnya, kakek, buyut, atau sauadar laki-laki, maka dalam konteks ini ia tidak memiliki wali. Sebab tak ada satu pun pihak keluarga yang bisa menjadi wali beragama Islam.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Lantas bagaimana jalan keluarnya jika ia hendak menikah? Solusi yang ditawarkan untuk memecah kebuntuan ini adalah dengan wali dari penguasa /<em>sulthan atau </em>wali hakim. Pandangan ini didasarkan kepada sabda Rasulullah saw berikut ini;</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>اَلسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Sulthan (penguasa) adalah wali bagi orang yang tidak memiliki wali”. (H.R. Ahmad)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wali hakim dalam hal ini adalah pejabat pemerintah Kementerian Agama atau yang mewakilinya sampai tingkat daerah yakni pejabat Kantor Urusan Agam (KUA).</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Demikikan penjelasan yang dapat kami kemukakan untuk menjawab pertanyaan di atas. Semoga bisa dipahami dengan baik. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.  </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <em>Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,</em></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wassalamu’alaikum wr. wb</div>

BAHTSUL MASA'IL : Non Muslim Menjadi Wali Anaknya yang Muslimah

illustrasi Assalamu’alaikum wr. wb. Pengasuh rubrik bahtsul masail yang saya hormati, saya mau menanyakan mengenai perempuan muslimah...

Baca selengkapnya »

BAHTSUL MASA'IL : Memakan Ikan Hasil Tangkap Dengan Portas

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhithfAM-WJhh8dSLOOpBwaWrSVuzjXdumLcVP6ztd207vqjDXK9roaA0y57NdjaIsReTJIpEumA5bZK-RD4QhYiJA3cJXQufjoQekdQUBbCxKV5KYU-Gu-q63Mvg4v79QnPkc5Ne5hpsY/s1600/ikan-mati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="BAHTSUL MASA'IL : Memakan Ikan Hasil Tangkap Dengan Portas" border="0" height="172" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhithfAM-WJhh8dSLOOpBwaWrSVuzjXdumLcVP6ztd207vqjDXK9roaA0y57NdjaIsReTJIpEumA5bZK-RD4QhYiJA3cJXQufjoQekdQUBbCxKV5KYU-Gu-q63Mvg4v79QnPkc5Ne5hpsY/s320/ikan-mati.jpg" title="BAHTSUL MASA'IL : Memakan Ikan Hasil Tangkap Dengan Portas" width="320" /></a></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Assalamu’alaikum wr. wb.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Redaksi bahtsul masail yang kami hormati, bahwa di kampung kami terdapat sungai yang lumayan banyak ikannya. Biasanya penduduk daerah kami mencari ikan dengan cara menjala atau memancingnya. Tetapi ada juga yang mencari ikan dengan menggunakan potas agar cepet dapat banyak.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Yang ingin kami tanyakan bagaimana memakan hukum memotas ikan di sungai dan hukum memakan ikan yang dipotas. Sebab rasanya ikan yang dipotas itu kurang gurih dan beda dengan ikan yang didapatkan dengan cara menjala atau memancing? Atas penjelasannya kami ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr. wb (<strong>Agus/Pemalang Selatan</strong>)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong>--</strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Assalamu’alaikum wr. wb.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Banyak cara dilakukan oleh para pencari ikan agar bisa mendapatkan ikan yang banyak, seperti menjala atau memancingnya. Namun sering juga kita dapati sebagian dari mereka, karena ingin cepat mendapatkan ikan yang banyak, melakukan jalan pintas dengan memakai <em>potasium cyanide </em>atau dikenal dengan potas, yakni sejenis obat/cairan racun. Pemotasan ikan dianggap merupakan cara yang paling cepat untuk mendapatkan sebanyak-banyakanya ikan dalam waktu yang singkat.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Akibatnya, banyak ikan yang pingsan bahkan mati, baik yang sudah besar maupun yang masih kecil. Dampak lainnya adalah adanya pencemaran air sungai, merusak kehidupan hayati perairan, dan kelangkaan ikan sehingga menyebabkan orang-orang yang biasa mengantungkan hidupnya dengan menjala ikan di sungai mengalami kesulitan mencari ikan, antara energi yang dikeluarkan tidak seimbangn dengan apa yang didapatkan, bahkan tak jarang mereka pulang dengan tangan hampa.  </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Dengan kata lain, tindakan pemotasan ikan di sungai merupakan salah satu bentuk aksi perusakan bumi. Padahal dalam al-Qur`an Allah swt melarang aksi perusakan di bumi. Allah swt berfirman;</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>وَلا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Jangalah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik” (Q.S. al-A’raf: 85)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Larangan untuk melakukan perusakan di muka adalah larangan yang mencakup semua jenis perusakan, seperti peruskan terhadap jiwa, harta benda, nasab, akal, dan agama. Hal ini sebagaimana dikemukakn oleh al-Alusi dalam kitab tafsirnya.   </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>وَلاَ تُفْسِدُواْ فِى الْاَرْضِ نَهَى عَنْ سَائِرِ أَنْوَاعِ الْاِفْسَادِ كَإِفْسَادِ النُّفُوسِ وَالْأَمْوَالِ وَالْأَنْسَابِ وَالْعُقُولِ وَالْأَدْيَانِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “(Janganlah kamu berbuat keruskan di bumi), Allah swt melarang semua bentuk aksi pengrusakan di bumi, seperti pengruskan jiwa, harta-benda, nasab, akal, dan agama setelah diciptakan dengan baik” (Al-Alusi, <em>Ruh al-Ma’ani</em>, Bairut-Daru Ihya` at-Turats al-‘Arabi, tt, juz, 8, h. 140)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Jika pemotasan ikan merupakan tindakan yang dilarang karena dapat merusak kehidupan hayati perairan, lantas bagaimana memakan ikan yang dihasilkan dengan cara memotas?</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Menanggapi hal ini kami akan mengajukan pandangan imam Malik ra ketika ditanya mengenai ikan yang ada di dalam kolam yang sedikit airnya, kemudian ditaburkan ke dalamnya <em>saikaran</em>(sejenis tumbuhan) yang dapat menyebabkan ikan-ikan mabuk sehingga dapat dengan mudah ditangkap. Dalam kasus ini imam Malik cenderung melarang cara tersebut, dan memakruhkan untuk mengkonsumsi ikannya karena berpotensi membahayakan bagi sebagian orang yang mengkonsumsinya.     </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>وَسُئِلَ مَالِكٌ عَنْ حِيتَانٍ فِي بِرَكٍ يَقِلُّ مَاؤُهاَ فَيُطْرَحُ فِيهَا السَّيْكَرَانُ فَيُسْكِرُهَا ذَلِكَ فَتُؤْخَذُ أَفَتَرَى أَنْ تُؤْكَلَ ؟ قَالَ مَا يُعْجِبُنِي ذَلِكَ ، ثُمَّ قَالَ أَفَيَخَافُ عَلَى الَّذِينَ يَأْكُلُونَهَا ؟ فَقِيلَ لَهُ : لَا ، قَدْ جُرِّبَ ذَلِكَ وَإِنَّهُ لَا يَضُرُّ ذَلِكَ ، قَالَ مَا يُعْجِبُنِي ذَلِكَ وَكَرِهَهُ ، وَقَالَ هَذَا مِنْ عَمَلِ الْعَجَمِ</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Imam Malik ra pernah ditanya tentang ikan yang ada kolam-kolam yang sedikit airnya, kemudian ditabur di atas <em>saikaran</em> (sejenis tumbuhah) sehingga memabukkan ikan-ikan dan bisa diambil (dengan mudah). Lantas, bagaimana pendapat Anda apakah ikan-ikan tersebut boleh dimakan? Beliau pun menjawab, hal itu tidak membuatku tertarik, kemudian beliau bertanya, apakah hal tersebut menimbulkan kekhawatiran atas orang-orang yang memakannya? Lantas dikatakan kepadanya, tidak, sungguh hal itu telah dibuktikan secara empiris dan tidak membahayakan. Imam Malik pun kemudian berkata, hal itu tidak membuatku tertarik, dan nampak beliau tidak menyukainya. Lantas beliau pun berkata, ini adalah prilaku orang ajam”.  (lihat Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd al-Qurthubi, <em>al-Bayan wa at-Tahshil</em>, Bairut-Dar al-Gharb, cet ke-2, 1408 H/1988 M, juz, 3, h. 277)          </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Imam Malik ra memakruhan untuk memakan ikan-ikan tersebut lebih karena adanya kekhawatiran bisa membahayakan orang-orang yang mengkonsumsinya. Seolah-olah beliau mengabaikan kesahahihan fakta empiris bahwa hal tersebut membahayakan bagi sebagian orang dan tidak bagi sebagian yang lain. Jadi kemakruhannya bukan dari sisi penyembelihan ikan-ikan tersebut karena ikan tidak perlu disembelih. Demikian sebagaimana dikemukakan oleh Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd al-Qurthubi yaitu kakek dari Ibnu Rusyd.  </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>قَالَ مُحَمَّدُ بْنْ أَحْمَدَ: إِنَّمَا كَرِهَ أَكْلَهَا مِنْ نَاحِيَةِ الْخَوْفِ عَلَى مَنْ يَأْكُلُهَا؛ وَكَأَنَّهُ لَمْ يَرَ التَّجْرِبَةَ تَصِحُّ فِي ذَلِكَ؛ قَدْ يَضُرُّ بَعْضَ النَّاسِ وَلَا يَضُرُّ آخَرِينَ، لَا مِنْ نَاحِيَةِ أَنَّ ذَلِكَ مِمَّا يُؤَثِّرُ فِي ذَكَاةِ الْحِيتَانِ؛ لِأَنَّهَا لَا تَحْتَاجُ إِلَى ذَكَاةٍ</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Muhammad bin Ahmad berkata, bahwa imam Malik ra memakruhkan memakan ikan-ikan tersebut karena adanya kekhawatiran (menimbulkan bahaya) atas orang yang memakannya, dan seolah-olah beliau mengabaikan kesahihan fakta empiris yang menyatakan bahwa kadang akan membahayakan bagi sabagian orang dan tidak bagi sebagain yang lain. Jadi, bukan dari aspek bahwa hal tersebut termasuk yang mempengaruhi penyembelihan ikan karena ikan tidak perlu disembelih” (Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd al-Qurthubi, <em>al-Bayan wa at-Tahshil</em>, 3, h. 277) </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Lantas bagaimana dengan mamakan ikan yang dipotas? Potas dan saikaran sama-sama memabukkan ikan, bahkan potas bukan hanya memabukkan tetapi juga bisa membunuh ikan itu sendiri. Jika pandangan imam Malik ra tersebut kita tarik ke dalam konteks pertanyaan di atas maka jawabannya adalah makruh memakan ikan yang dipotas karena berpotensi membahayakan kesehatan orang yang memakannya. Namun jika memang benar-benar membahayakan maka hukumnya adalah haram.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Bagi para pencari ikan, gunakan cara-cara yang wajar dan tidak merusak kehidupan hayati perairan. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <em>Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,</em></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wassalamu’alaikum wr. wb</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Sumber : NU Online</div>

BAHTSUL MASA'IL : Memakan Ikan Hasil Tangkap Dengan Portas

Assalamu’alaikum wr. wb. Redaksi bahtsul masail yang kami hormati, bahwa di kampung kami terdapat sungai yang lumayan banyak ikannya. B...

Baca selengkapnya »

BAHTSUL MASA'IL : Problematika Tentang Hilangnya Keperawanan dan Status Hukumnya

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ-f9-7lrSZ5ANFerFrmL12WTqS25qWUl9XyxBRG3B8aB4DM5k8hRTP1Nbt8v7gsKoVrVuC6Yqj3eba7ixt1AzOrGfBYA-ywUS1ZKrnNVsWKIRsoAxOXCh-iVo5V9_BQd8FS5M33Dnsvk/s1600/55637f830423bd7e6d8b4567.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="BAHTSUL MASA'IL : Problematika Tentang Hilangnya Keperawanan dan Status Hukumnya" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ-f9-7lrSZ5ANFerFrmL12WTqS25qWUl9XyxBRG3B8aB4DM5k8hRTP1Nbt8v7gsKoVrVuC6Yqj3eba7ixt1AzOrGfBYA-ywUS1ZKrnNVsWKIRsoAxOXCh-iVo5V9_BQd8FS5M33Dnsvk/s1600/55637f830423bd7e6d8b4567.jpeg" title="BAHTSUL MASA'IL : Problematika Tentang Hilangnya Keperawanan dan Status Hukumnya" /></a></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Assalamu’alaikum wr. wb.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Redaksi bahtsul masail yang saya hormati.  Saya ingin menanyakan tentang status seorang perempuan yang belum pernah menikah, tetapi sudah tidak perawan lagi karena waktu pacaran dengan seseorang melakukan hubungan badan sehingga menyebabkan hilangnya keperawanannya. Begitu juga bagaimana kalau seorang perempuan yang hilang keperawananya bukan karena melakukan hubungan badan, seperti akibat mastrubasi dengan tangannya sendiri? Dikatakan perawan tetapi sudah tidak perawan lagi, dikatakan janda tetapi belum pernah menikah. Lantas, bagaimana status hukumnya? Atas pejelasannya saya ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr. wb. (<strong>Ahmad/Banten</strong>)   </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong>---</strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wassalamu’alaikum wr. wb</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Keperawanan adalah sesuatu yang paling berharga bagi seorang perempuan. Karenanya, menjaga keperawanan adalah keniscayaan, dan tak bisa ditawar lagi. Bahkan dalam salah satu sabdanya Rasulullah saw menganjurkan untuk menikah dengan perempuan yang masih perawan.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>عَلَيْكُمْ بِالأَبْكَارِ فَإِنَّهُنَّ أَعْذَبُ أَفْوَاهًا وَأَنْتَقُ أَرْحَامًا وَأَرْضَى بِالْيَسِيرِ</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Hendaklah kalian menikah dengan gadis karena mereka lebih segar baunya, lebih banyak anaknya (subur), dan lebih rela dengan yang sedikit” (H.R. Baihaqi).</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;">        </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Lantas siapakah perempuan yang dikategorikan sebagai perawan? Perempuan perawan adalah perempuan yang keperawanannya atau selaput daranya masih utuh. Hal ini sebagaimana disinggung oleh Imam al-Haramain al-Juwaini dalam kitab <em>Nihayah al-Mathlab fi Dirayah al-Madzhab</em>. Menurutnya, keperawanan itu menggambarkan atau mengandaikan tentang selaput dara atau <em>hymen</em>. Lantas apakah yang menyebabkan keperawanan itu bisa hilang?</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Setidaknya ada dua kategori hal-hal yang bisa menyebabkan keperawanan itu hilang. Kategori pertama hilangnya keperawanan karena hubungan badan. Hubungan badan dalam konteks ini meliputi hubungan badan yang halal, yang haram, atau yang syubha<em>t</em> (<em>wathi syubhah</em>). Dalam hal ini perempuan yang melakukan hubungan badan, baik hubungan badan yang halal atau yang tidak halal maka statusnya adalah bukan perawan (<em>tsayyib</em>).</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;">     </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>وَالْبِكَارَةُ عِبَارَةٌ عَنِ جِلْدَةِ الْعُذْرَةِ فَإِنْ زَالَتْ بِجِمَاعِ حَلَالٍ أَوْ حَرَامٍ أَوْ وَطْءِ شُبْهَةٍ صَارَتْ ثَيِّبًا</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Keperawanan adalah menggambarkan tentang selaput dara (<em>hymen</em>). Jika keperawanan seorang perempuan hilang sebab hubungan badan yang halal atau haram atau wathi` syubhat maka ia menjadi tidak perawan” (Imam al-Haramain al-Juwaini, <em>Nihayah al-Mathlab fi Dirayah al-Madzhab</em>, tahqiq, Abdul Azhim Mahmud ad-Dib, Bairut-Dar al-Minhaj, cet ke-1, 1428 H/2007 M, juz, 12, h. 43) </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;">         <strong> </strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Ketegori kedua, hilangnya keperawanan di luar hubungan badan. Misalnya seorang perempuan bisa hilang keperawanannya karena melakukan lompatan, memasukan jari-jemarinya ke dalam kemaluannya, atau bisa juga karena terlalu lama melajang. Lantas, apakah perempuan yang hilang keperwanannya bukan karena disebabkan melakukan hubungan badan masih bisa dikategorikan sebagai perawan?</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Dalam kasus ini Imam al-Haraiman al-Juwaini menghadirkan dua pendapat. Pendapat pertama, ia masuk dalam kategori tidak perawan karena hilangnya keperawananya. Sedang pendapat kedua mengatakan bahwa ia masih masuk kategori sebagai perawan karena faktanya ia tidak pengalaman berhubungan dengan laki-laki.    </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;">  <strong><span style="font-size: medium;">وَلَوْ زَالَتْ بِقَفْزَةٍ أَوْ وَثْبَةٍ أوْ بِأَصْبَعٍ أَوْ بِطُولِ التَّعْنِيسِ وَالتَّعَزُّبِ فَفِيهَا وَجْهَانِ أَحَدُهُمَا أَنَّهَا ثَيِّبٌ لِزَوَالِ الْبِكَارَةِ وَالثَّانِي أَنَّهَا بِكْرٌ لِأَنَّ الْبِكَارَةَ عِبَارَةٌ عَنْ عَدَمِ الْمُمَارَسَةِ وَاخْتِبَارِ الرِّجَالِ وَذَلِكَ لْمْ يَحْصُلْ</span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong><span style="font-size: medium;"><br /></span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Dan seandainya keperawanan itu hilang karena melompat-lompat, terkena jari-jemari, lama tidak mau menikah (perawan tua) atau melajang maka dalam kasus ini ada dua pendapat. Pertama, ia dikategorikan sebagai janda karena hilangnya keperawanan. Kedua, ia tetapi dianggap sebagai perawan karena keperawanan itu mengandaikan ketiadaan pengalamannya dalam berhubungan dengan laki-laki, sedangkan hal ini (pengalaman berhubungan dengan laki-laki) tidak ada. (<em>Nihayah al-Mathlab fi Dirayah al-Madzhab</em>, juz, 12, h. 43)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Perbedaan antara perempuan yang masih perawan dan perempuan yang sudah tidak perawan ini tentunya berimplikasi status yang melekat pada keduanya. Misalnya, dalam hal menikah perempuan yang sudah tidak perawan lebih berhak atas dirinya di banding walinya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda; </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>الثَّيِّبُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا وَالْبِكْرُ تُسْتَأْمَرُ وَإِذْنُهَا سُكُوتُهَا</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Perempuan yang sudah tidak perawan lebih berhak dengan dirinya dibanding walinya, dan perempuan yang masih perawan dimintai ijinnya, sedang ijinnya adalah diamnya” (H.R. Muslim)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Muhyiddin Syarf an-Nawawi menjelaskan bahwa kata “ahaqqu” (lebih berhak) dalam hadits tersebut mengandaikan adanya persekutuan dalam hak. Artinya, baik pihak perempuan atau walinya sama-sama memilik hak. Perempuan memiliki hak atas dirinya dalam menentukan pasangan hidupnya, sedang wali memiliki hak untuk menikahkannya. Namun hak si perempuan tersebut lebih diutamakan atau diunggulkan daripada walinya.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Akibatnya apabila terjadi perselisihan dalam memilih pasangan hidup, maka pilihan si perempuan didahulukan. Misalnya, pihak wali menginginkan untuk menikahkan anaknya yang sudah tidak perawan lagi dengan laki-laki sekufu, tetapi si perempuan tidak mau, maka dalam hal ini ia tidak boleh dipaksa. Atau sebaliknya, si perempuan sudah memilih pasangan hidupnya yang sekufu tetapi walinya tidak mau menikahkannya, maka dalam hal ini wali boleh dipaksa untuk menikahkannya, dan apabila tidak mau maka hakim yang menikahkannya.   </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><strong>وَاعْلَمْ أَنَّ لَفْظَةَ أَحَقُّ هُنَا لِلْمُشَارَكَةِ مَعْنَاهُ أَنَّ لَهَا فِي نَفْسِهَا فِي النِّكَاحِ حَقًّا وَلِوَلِيِّهَا حَقًّا وَحَقُّهَا أَوْكَدُ مِنْ حَقِّهِ فَإِنَّهُ لَوْ أَرَادَ تَزْوِيجَهَا كُفْؤًا وَامْتَنَعَتْ لَمْ تُجْبَرْ وَلَوْ أَرَادَتْ أَنْ تَتَزَوَّجَ كُفْؤًا فَامْتَنَعَ الْوَلِيُّ أُجْبِرَ فَإِنْ أَصَرَّ زَوَّجَهَا الْقَاضِي فَدَلَّ عَلَى تَأْكِيدِ حَقِّهَا وَرُجْحَانِهِ</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Ketahuilah bahwa kata <em>ahaqqu</em> (lebih berhak) yang terdapat dalam hadits ini adalah untuk menunjukkan adanya persekutuan, artinya bahwa perempuan yang sudah tidak perawan memiliki hak atas dirinya dalam menikah, begitu juga walinya memiliki hak (untuk menikahkannya). Akan tetapi hak perempuan tersebut lebih kuat daripada haknya walinya. Karenanya, jika ingin wali menikahkannya dengan lelaki yang sekufu tetapi ia menolak maka ia tidak boleh dipaksa. Sedang apabila ia ingin menikah dengan lelaki (pilihannya) yang sekufu, tetapi walinya tidak mau menikahkannya maka walinya boleh dipaksa. Oleh sebab itu jika walinya tetap <em>keukeh</em> tidak mau menikahkannya maka hakim yang menikahkan. Hal ini menujukkan kuat dan unggulnya hak perempuan yang sudah tidak perawan” (Muhyiddin Syarf an-Nawawi, <em>al-Minhaj Syarhu Shahihi Muslim bin al-Hajjaj</em>, Bairut-Daru Ihya`i Turats al-‘Arabi, cet ke-2, 1392 H, juz, 9, h. 204) </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;">   </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Demikian penjelasan yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa diapahami dengan baik. Sarran kami, sudah seharusnya para remaja puteri untuk selalu berhati-hati dalam pergaulan dan menjaga kehormatannya. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wassalamu’alaikum wr. wb</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Sumber : NU Online</div>

BAHTSUL MASA'IL : Problematika Tentang Hilangnya Keperawanan dan Status Hukumnya

Assalamu’alaikum wr. wb. Redaksi bahtsul masail yang saya hormati.  Saya ingin menanyakan tentang status seorang perempuan yang belum p...

Baca selengkapnya »

BAHTSUL MASA'IL : Bolehkan Suntik Penunda Haid untuk Puasa Ramadhan?

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwssn8zKzAxMahy3Fuw9R9nHXQ05Va8p54wXelZsDcQS5zfsMZNTZNdrsNn3qboOOQZDzGLUWev4QTFARL1VZV3rnDY5U2weYO9qV3e7hQGtUoIilDNXUHoWPTHIqZYkvStJFzrPX9BKk/s1600/mengenal-Penyakit-meningitis.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="BAHTSUL MASA'IL : Bolehkan Suntik Penunda Haid untuk Puasa Ramadhan?" border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwssn8zKzAxMahy3Fuw9R9nHXQ05Va8p54wXelZsDcQS5zfsMZNTZNdrsNn3qboOOQZDzGLUWev4QTFARL1VZV3rnDY5U2weYO9qV3e7hQGtUoIilDNXUHoWPTHIqZYkvStJFzrPX9BKk/s320/mengenal-Penyakit-meningitis.jpg" title="BAHTSUL MASA'IL : Bolehkan Suntik Penunda Haid untuk Puasa Ramadhan?" width="320" /></a></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <em>Assalamu'alaikum wr wb</em>.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Saya Khanza dari Manado-Sulut. Biasanya para wanita menjelang Ramadhan sering melakukan penyuntikan untuk menunda datangnya siklus bulanan (haid) dengan alasan, agar dapat menjalankan ibadah puasa secara <em>full</em>. Yang ingin saya tanyakan, bolehkah hal seperti itu di lakukan? dan bagaimana hukumnya. Jazakumullah.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <em>---</em></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <em>Wa’alaikumsalam wa rahamatullah wa barakatuh.</em></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Saudara penanya  yang terhormat.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Pada dasarnya setiap orang menginginkan peningkatan kualitas dalam berbagai ruang lingkup kehidupan. Tak terkecuali  peningkatan kualitas dalam beribadah kepada Allah swt. Oleh karenanya tidak sedikit diantara mereka yang berlomba-lomba dalam meraih kesempurnaan ibadah yang dilakukan termasuk ketika menyongsong bulan suci Ramadhan.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Guna meraih keutamaan bulan suci Ramadhan secara maksimal dan dengan niatan agar tidak mempunyai tanggungan berpuasa dalam bulan Ramadhan yang nantinya mengharuskan mengganti puasa pada hari lain (qadha di luar Ramadhan), sebagian kaum wanita melakukan penyuntikan atau meminum obat untuk menunda siklus bulanan (menstruasi) sebagaimana pertanyaan yang anda sampaikan.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Saudara penanya yang dirahmati Allah.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Problem yang anda kemukakan ini sebenarnya  pernah dibahas dalam Muktamar NU ke-28 tahun  1410 H / 1989 M<strong> </strong>di Krapyak, Yogyakarta. Adapun  keputusan yang dihasilkan dalam Muktamar tersebut adalah  bahwasannya usaha menangguhkan haid hukumnya boleh, dengan catatan tidak membahayakan bagi pelaku/pengguna dan tidak sampai memutus keturunan (merusak sel-sel reproduksi), dan tidak berdampak tertundanya kehamilan. Referensi yang digunakan diantaranya:</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> 1.<em> Ghayah Talkhish al-Murad min Fatawa Ibn Ziyad </em>karya Abdurrahman bin Muhammad Ba’ alawi,(Beirut: Dar al-Fikr,tt) Hal. 247.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: x-small;"><strong> وَفِي فَتَاوَى الْقِمَاطِ مَا حَاصِلُهُ جَوَازُ اسْتِعْمَالِ الدَّوَاءِ لِمَنْعِ الْحَيْضِ</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: x-small;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;">  Artinya:  “Dan kesimpulan dalam <em>Fatawa al-Qimath</em> adalah boleh menggunakan obat-obatan untuk mencegah haid.”</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> 2. <em>Qurrah al-‘Ain fi Fatawa al-Haramain </em> karya Muhamad Ali al-Maliki (Beirut: Dar al- Fikr,  2004), Hal. 30.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <strong><span style="font-size: x-small;">مَسْأَلَةٌ: إِذَا اسْتَعْمَلَتِ الْمَرْأَةُ دَوَاءً لِمَنْعِ دَمِ الْحَيْضِ أَوْ تَقْلِيْلِهِ فَإِنَّهُ يُكْرَهُ مَا لَمْ يَلْزَمْ عَلَيْهِ قَطْعُ النَّسْلِ أَوْ قِلَّتُهِ وإلا فحرام </span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: 14.3999996185303px;"><br /></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: 14.3999996185303px;">Artinya:  “Jika wanita menggunakan obat untuk mencegah haid atau  menundanya, maka hukumnya makruh bila tidak menyebabkan terputusnya keturunan atau menundanya. Jika tidak, maka haram.”</span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Mudah-mudahan dengan jawaban ini, kita semakin yakin dengan ibadah yang kita laksanakan dan tidak ragu dalam melakukan hal-hal yang telah ditetapkan hukumnya oleh  para ulama. Amin.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Sumber : NUonline</div>

BAHTSUL MASA'IL : Bolehkan Suntik Penunda Haid untuk Puasa Ramadhan?

Assalamu'alaikum wr wb . Saya Khanza dari Manado-Sulut. Biasanya para wanita menjelang Ramadhan sering melakukan penyuntikan untuk ...

Baca selengkapnya »

BAHTSUL MASA'IL : Saat Ramadhan Suami-Istri Melakukan Hubungan Siang Hari, Siapa yang Didenda?

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnWyvq4owmzDipE9fOa7nmxg0qGLmJFoagpBYnX78tzxt5qbmDxY10Sf4zpQexuS30sWp5Ouh4rpUvqTBN3wyGVoHOrbAU5FEp5OMCqRbVAj7hIXm86AEn2s5ipd2vu_SYj1mPWeGOaRw/s1600/suami-istri.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="BAHTSUL MASA'il : Saat Ramadhan Suami-Istri Melakukan Hubungan Siang Hari, Siapa yang Didenda?" border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnWyvq4owmzDipE9fOa7nmxg0qGLmJFoagpBYnX78tzxt5qbmDxY10Sf4zpQexuS30sWp5Ouh4rpUvqTBN3wyGVoHOrbAU5FEp5OMCqRbVAj7hIXm86AEn2s5ipd2vu_SYj1mPWeGOaRw/s320/suami-istri.jpg" title="BAHTSUL MASA'il : Saat Ramadhan Suami-Istri Melakukan Hubungan Siang Hari, Siapa yang Didenda?" width="320" /></a></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Assalamu'alaikum Wr. Wb.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Kami suami-istri yang baru menikah. Dan selama seminggu saya keluar kota, begitu pulang karena kami tidak tahan kami melakukan hubungan badan pada siang hari di bulan Ramadlan. Yang ingin saya tanyakan apakah kami berdua wajib membayar <em>kaffarat</em> ataukah hanya pihak suami saja yang wajib, mengingat hubungan itu kami lakukan berdua dan sama-sama menikmatinya. Kami mohon penjelasannya, dan atas penjelasannya kami ucapkan terimakasih. (<strong>Ali-Sorong</strong>)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong>Jawaban</strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt, dan bisa menjalankan puasa dengan lancar sampai selesai. Bahwa hubungan badan yang dilarang dan membatalkan puasa adalah hubungan yang dilakukan siang hari, dan pelakunya berhak mendapatkan <em>kaffarat</em>. Larangan ini tidak berlaku untuk hubungan badan yang dilakukan pada malam hari.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Yang menjadi persoalan apakah pihak perempuan yang melakukan hubungan di siang hari itu juga berhak mendapatkan<em>kaffarat</em> atau hanya pihak lelaki saja?</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Ada dua pendapat ulama dalam hal ini. Menurut madzhab Hanafi dan Maliki jika seorang istri melakukan hubungan badan dengan suaminya maka ia wajib membayar <em>kaffarat</em>. Sedangkan menurut Imam Syafi’i dan Imam Dawud azh-Zhahiri tidak ada kewajiban membayar <em>kaffarat</em>atasnya. Demikian sebagaimana dikemukakan Ibnu Rusyd:</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <span style="font-size: x-small;"><strong>وَأَمَّا الْمَسْأَلَةُ الثَّالِثَةُ : وَهُوَ اخْتِلَافُهُمْ فِي وُجُوبِ الْكَفَّارَةِ عَلَى الْمَرْأَةِ إِذَا طَاوَعَتْهُ عَلَى الْجِمَاعِ فَإِنَّ أَبَا حَنِيفَةَ وَأَصْحَابَهُ وَمَالِكًا وَأَصْحَابَهُ أَوْجَبُوا عَلَيْهَا الْكَفَّارَةَ وَقَالَ الشَّافِعِيُّ وَدَاوُدُ: لَا كَفَّارَةَ عَلَيْهَا.</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: x-small;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Adapun masalah ketiga: yaitu perselisihan mereka (para ulama) tentang kewajiaban membayar<em>kaffarat</em> bagi seorang perempuan yang melakukan <em>jima`</em> dengan suaminya maka Abu Hanifah beserta para pengikutnya dan Imam Malik beserta para pengikutnya mewajibkan ia membayar<em>kaffarat</em>. Sedang menurut Imam Syafii dan Imam Dawud azd-Zhahiri, tidak ada kewajiban <em>kaffarat</em>baginya” (Ibnu Rusyd, <em>Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid</em>, Mesir-Musthafa al-Babi al-Halabi, 1395 H/1975 M, h. 204)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Di antara alasan yang mewajibkan <em>kaffarat</em>, misalnya menurut madzhab Hanafi adalah bahwa sebab yang mewajibkan membayar <em>kaffarat</em> adalah pelanggaran dengan merusak puasa (<em>jinayah al-ifsad</em>). Dan keduanya dianggap berkolaborasi (<em>musyarakah</em>) dan bersama-sama dalam melakukan pelanggara tersebut. Karenanya, baik lelaki maupun pihak perempuan memiliki kewajiban membayat <em>kaffarat</em>. </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Sedangkan di antara alasan yang dikemukakan oleh pandangan kedua yang tidak mewajibkan<em>kaffarat</em> bagi pihak perempuan adalah, karena Rasulullah saw dalam haditsnya hanya memerintahkan kepada pihak laki-laki yang melakukan <em>jima`</em> dengan istrinya pada siang Ramadlan untuk membebaskan budak, jika tidak mampu puasa selama dua bulan berturut-turut, dan jika masih tidak mampu juga maka memberikan makanan kepada enam puluh orang miskin. Yang diwajibkan membayar <em>kaffarat</em> hanya suami, padahal jelas dalam kasus ini pihak perempuan juga terlibat di dalamnya.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Saran kami, ikuti pendapat yang pertama sepanjang bisa dilakukan. Karena jika kita mengikuti pendapat pertama, maka kita juga mengakomodir pendapat kedua. Di samping itu pendapat pertama adalah pendapat yang diikuti mayoritas ulama.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan, dan semoga bisa bermanfaat. Dan kami ingatkan jangan sekali-kali mengulangi hal tersebut karena itu jelas melanggar aturan <em>syara’</em>. Puasa adalah sarana untuk menahan diri dari hal-hal yang sebenarnya dihalalkan, dalam hal ini adalah hubungan suami istri seperti dibahas di atas. Jika merasa tidak kuat menahan, hindari intensitas pertemuan di siang hari.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Sumber : NUonline</div>

BAHTSUL MASA'IL : Saat Ramadhan Suami-Istri Melakukan Hubungan Siang Hari, Siapa yang Didenda?

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kami suami-istri yang baru menikah. Dan selama seminggu saya keluar kota, begitu pulang karena kami tidak ...

Baca selengkapnya »

BAHTSUL MASA'IL : Bagi Musafir, Manakah yang Utama: Berpuasa atau Membatalkannya?

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoUXbG_hqoHEJF27IN1WGDv_FYiGsHzP5cjZmqPGs9CLtYtmmbXotyvt50K3OKmedEhGAhkjbh2nlRFkuIaXeLvrPYH3upU7L3nVhIWczFk3DBpkeQAh0F1d6S4XlHrF8fJpyzqSK6xCU/s1600/mudik-bareng-jogja-030813-Desi-Suryanto-harian-jogja.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="BAHTSUL MASA'IL : Bagi Musafir, Manakah yang Utama: Berpuasa atau Membatalkannya?" border="0" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoUXbG_hqoHEJF27IN1WGDv_FYiGsHzP5cjZmqPGs9CLtYtmmbXotyvt50K3OKmedEhGAhkjbh2nlRFkuIaXeLvrPYH3upU7L3nVhIWczFk3DBpkeQAh0F1d6S4XlHrF8fJpyzqSK6xCU/s320/mudik-bareng-jogja-030813-Desi-Suryanto-harian-jogja.jpg" title="BAHTSUL MASA'IL : Bagi Musafir, Manakah yang Utama: Berpuasa atau Membatalkannya?" width="320" /></a></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Assalamu’alaikum wr. wb.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Langsung saja pak ustadz, saya mau menanyakan soal puasa orang yang bepergian jauh. Sebagaimana yang saya tahu orang yang berpuasa ketika bepergian jauh boleh membatalkan puasanya dan boleh tetap berpuasa. Bagi orang yang bepergian jauh atau musafir antara membatalkan puasa dan tetap berpuasa, mana yang paling utama? Atas penjelasan pak ustadz, saya ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr. wb (<strong>Abdurrahman/Manado</strong>) </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong>---</strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wa'alaikum salam wr. wb.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Penanya yang budiman semoga selalu dirahmati Allah swt. Bahwa seseorang yang berpuasa kemudian mengadakan perjalanan jauh, atau yang disering kita sebut dengan istilah musafir memang boleh memilih antara tetap melanjutkan puasanya atau membatalkannya.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Sayyidah Aisyah ra menceritakan bahwa Hamzah bin Amr al-Aslami ra pernah bertanya kepada Rasulullah saw tentang puasa dalam perjalanan. Rasul pun memberikan jawaban;  ‘Jika kamu menghendaki maka tetaplah berpuasa, dan jika kamu menghendaki maka batalkanlah”.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <strong><span style="font-size: medium;">عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ سَأَلَ حَمْزَةُ بْنُ عَمْرٍو الْأَسْلَمِيُّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الصِّيَامِ فِي السَّفَرِ فَقَالَ إِنْ شِئْتَ فَصُمْ وَإِنْ شِئْتَ فَأَفْطِرْ</span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Dari Aisyah ra, ia berkata bahwa Hamzah bin Amr al-Aslami pernah bertanya kepada Rasulullah saw mengenai puasa dalam perjalanan. Lantas beliau pun menjawab, ‘Jika kamu menghendaki maka berpuasalah, dan jika kamu menghendaki maka batalkanlah” (H.R. Muslim)”</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Adanya pilihan bagi orang yang mengadakan perjalan jauh atau musafir antara tetap menjalankan puasa atau membatalkannya sebenarnya tidak ada persoalan di antara para ulama. Namun yang menjadi perbedaan pendapat di antara mereka adalah mengenai mana yang paling utama, tetap menjalankan puasa atau membatalkannya?</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Dalam konteks mana yang lebih utama bagi musafir, tetap menjalankan puasa atau membatalkannya para ulama setidaknya terbelah menjadi dua.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Pedapat pertama menyatakan bahwa yang paling utama bagi musafir adalah tetap berpuasa. Di antara yang menyuarakan pandangan ini adalah imam Abu Hanifah berserta para pengikutnya, imam Malik, dan imam Syafii sebagaimana terdapat dalam sebagian apa yang diriwayatkan dari keduanya. </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <strong><span style="font-size: medium;">وَاخْتَلَفُوا فِي الْأَفْضَلِ ، فَذَهَبَ أَبُو حَنِيفَةَ ، وَأَصْحَابُهُ ، وَمَالِكٌ ، وَالشَّافِعِيُّ فِي بَعْضِ مَا رُوِيَ عَنْهُمَا : إِلَى أَنَّ الصَّوْمَ أَفْضَلُ</span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: right;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Para ulama berselisih pendapat mengenai hal yang paling utama (bagi musafir, tetap berpuasa atau membatalkannya, <em>pent</em>). Imam Abu Hanifah beserta para pengikutnya, imam Malik dan imam Syafii dalam sebagian apa yang diriwayatkan dari keduanya (imam Malik dan imam Syafii), mereka berpendapat bahwa berpuasa itu lebih utama”. (lihat Abu Hayyan al-Andalusi, <em>Tafsir</em> <em>al-Bahr al-Muhith</em>, Bairut-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1422 H/2001 M, juz, 2, h. 40) </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Pendapat kedua menyatakan bahwa yang paling utama bagi orang yang mengadakan perjalanan jauh atau musafir adalah tidak melakukan puasa. Di antara kalangan ulama yang menyuarakan pendapat  ini dalah imam al-Auza’i, imam Ahmad, dan imam Ishaq. </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><strong>وَذَهَبَ الْأَوَزَاعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ إَلَى أَنَّ الْفِطْرَ أَفْضَلُ</strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><strong><br /></strong></span></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “Imam al-Auza’i, Ahmad, dan imam Ishaq mereka berpendapat bahwa membatalkan puasa itu lebih utama”<em> </em>(<em>Tafsir</em> <em>al-Bahr al-Muhith</em>, Bairut-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1422 H/2001 M, juz, 2, h. 40)</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Dari kedua pendapat yang kami kemukakan tersebut, kami lebih cenderung untuk memilih pendapat yang pertama yang menyatakan bahwa musafir lebih utama memilih untuk tetap berpuasa. Tetapi dengan catatan sepanjang puasa tersebut tidak membahayakan dirinya. Dan jika berpuasa ternyata membahayakan dirinya, maka yang paling utama adalah tidak berpuasa.  </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong><span style="font-size: medium;">فَالْمُسَافِرُ بِالْخِيَارِ بَيْنَ الصَّوْمِ وَالْإِفْطَارِ وَالصَّوْمُ أَفْضَلُ مِنَ الْفِطْرِ إِذَا لَمْ يَظْهَرْ ضَرَرٌ</span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <strong><span style="font-size: medium;"><br /></span></strong></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> “…maka musafir bisa memilih antara berpuasa dan tidak. Dan berpuasa itu lebih utama apabila tidak tampak adanya bahaya (baginya, <em>pent</em>)” ( (Imam al-Haramain al-Juwaini, <em>Nihayah al-Mathlab fi Dirayah al-Madzhab</em>, tahqiq, Abdul Azhim Mahmud ad-Dib, Bairut-Dar al-Minhaj, cet ke-1, 1428 H/2007 M, juz, 4, h.51)  </div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Bagi orang yang bepergian jauh dan memilih untuk tidak berpuasa Ramadlan maka segeralah meng-<em>qadla</em>` puasa yang ditinggalkan setelah bulan Ramadlan usai. Dan kami selau terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> <em>Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,</em></div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Wassalamu’alaikum wr. wb</div> <div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14.3999996185303px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Sumber : nu.or.id</div>

BAHTSUL MASA'IL : Bagi Musafir, Manakah yang Utama: Berpuasa atau Membatalkannya?

Assalamu’alaikum wr. wb. Langsung saja pak ustadz, saya mau menanyakan soal puasa orang yang bepergian jauh. Sebagaimana yang saya tahu...

Baca selengkapnya »

Alasan Ilmiah Mengapa Diharamkan Berduaan Dengan Wanita Yang Bukan Mahramnya

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc0Xn9by-YrwG1r7-wpJkRpw-3bmkq4y-wPWSMetuH98l1iPuZiiOmu-cpetVnKZUGBlIuC7y51qjqvZXLFn5hez3Hvl3uWy1CeQDTDEwdKs6lfTZ-1T4VjcB9L-b2gK_5EGGBA45BUz0/s1600/pacaran-tak-ada-dalam-islam.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Alasan Ilmiah Mengapa Diharamkan Berduaan Dengan Wanita Yang Bukan Mahramnya" border="0" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc0Xn9by-YrwG1r7-wpJkRpw-3bmkq4y-wPWSMetuH98l1iPuZiiOmu-cpetVnKZUGBlIuC7y51qjqvZXLFn5hez3Hvl3uWy1CeQDTDEwdKs6lfTZ-1T4VjcB9L-b2gK_5EGGBA45BUz0/s320/pacaran-tak-ada-dalam-islam.jpg" title="Alasan Ilmiah Mengapa Diharamkan Berduaan Dengan Wanita Yang Bukan Mahramnya" width="320" /></a></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 18.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Perintah untuk tidak berkhalwat (berdua-duaan) antara seorang pria dan wanita yang bukan mahram selama ini dipatuhi seorang mukmin sebagai ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Tapi, jarang dari kita yang mengetahui alasan ilmiah di balik perintah itu.<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Kenapa hal tersebut dilarang dan dianggap berbahaya oleh syariat Islam? Bagian tubuh kita yang mana yang ternyata berpengaruh terhadap kondisi khalwat itu?<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Baru-baru ini, sebuah penelitian membuktikan bahaya berkhalwat tersebut.<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Para peneliti di Universitas Valencia menegaskan bahwa seorang yang berkhalwat dengan wanita menjadi daya tarik yang akan menyebabkan kenaikan sekresi hormon kortisol. Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terjadinya stres dalam tubuh. Meskipun subjek penelitian mencoba untuk melakukan penelitian atau hanya berpikir tentang wanita yang sendirian denganya hanya dalam sebuah simulasi penelitian. Namun hal tersebut tidak mampu mencegah tubuh dari sekresi hormon tersebut.<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">“Cukuplah anda duduk selama lima menit dengan seorang wanita. Anda akan memiliki proporsi tinggi dalam peningkatan hormon tersebut,” inilah temuan studi ilmiah baru-baru ini yang dimuat pada Daily Telegraph!<o:p></o:p></span></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrJStBC4Gc-1SRQ9Q_8pjx9-93FS0q8dxrfr6PjfJ1pafzifw9Kt39KKCvtPtXp2uky_lawjF_iOms21IuR99mfeN79_x726deVT2aTZ9FfmjcQreiFD9AeHy0SzYq8chMBXu4J9Ub9IQ/s1600/khalwat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Alasan Ilmiah Mengapa Diharamkan Berduaan Dengan Wanita Yang Bukan Mahramnya" border="0" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrJStBC4Gc-1SRQ9Q_8pjx9-93FS0q8dxrfr6PjfJ1pafzifw9Kt39KKCvtPtXp2uky_lawjF_iOms21IuR99mfeN79_x726deVT2aTZ9FfmjcQreiFD9AeHy0SzYq8chMBXu4J9Ub9IQ/s320/khalwat.jpg" title="Alasan Ilmiah Mengapa Diharamkan Berduaan Dengan Wanita Yang Bukan Mahramnya" width="320" /></a></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh tetapi dengan syarat mampu meningkatkan proporsi yang rendah, namun jika meningkat hormon dalam tubuh dan berulang terus proses tersebut, maka yang demikian dapat menyebabkan penyakit serius seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dan berakibat pada diabetes dan penyakit lainnya yang mungkin meningkatkan nafsu seksual.<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Bentuk yang menyerupai alat proses hormon penelitian tersebut berkata bahwa stres yang tinggi hanya terjadi ketika seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita asing (bukan mahram), dan stres tersebut akan terus meningkat pada saat wanitanyamemiliki daya tarik lebih besar! Tentu saja, ketika seorang pria bersama dengan wanita yang merupakan saudaranya sendiri atau saudara dekat atau ibunya sendiri tidak akan terjadi efek dari hormon kortisol. Seperti halnya ketika pria duduk dengan seorang pria aneh, hormon ini tidak naik. Hanya ketika sendirian dengan seorang pria dan seorang wanita yang aneh!<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Para peneliti mengatakan bahwa pria ketika ada perempuan asing disisinya, dirinya dapat membayangkan bagaimana membangun hubungan dengannya (jika tidak emosional), dan dalam penelitian lain, para ilmuwan menekankan bahwa situasi ini (untuk melihat wanita dan berpikir tentang mereka) jika diulang, mereka memimpin dari waktu ke waktu untuk penyakit kronis dan masalah psikologis seperti depresi.<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Nabi saw mengharaman khalwat<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Kita semua tahu hadits yang terkenal yang mengatakan: “Tidaknya ada orang yang seorang laki-laki berkhlawat dengan wanita kecuali setan adalah yang ketiga, hadits ini menegaskan diharamkannya berkhalwat bagi seorang pria dengan wanita asing atau bukan mahramnya . karena itu Nabi saw melalui syariat ini menginginkan kita menghindari banyak penyakit sosial dan fisik.<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Ketika seorang beriman mampu menghindari diri dari melihat wanita (yang bukan mahram) dan menghindari diri dari berkhalwat dengan mereka, maka ia mampu mencegah penyebaran amoralitas dan dengan demikian melindungi masyarakat dari penyakit epidemi dan masalah sosial, dan mencegah individu dari berbagai penyakit …<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Kami sampaikan kepada mereka yang tidak puas dengan agama kami yang hanif: Bukankah Islam sebagai agama layak dihormati dan diikuti? mnh/alkaheel<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 18pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> <span style="color: #444444; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Sumber : Eramuslim<o:p></o:p></span></div> <br /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <br /></div>

Alasan Ilmiah Mengapa Diharamkan Berduaan Dengan Wanita Yang Bukan Mahramnya

Perintah untuk tidak berkhalwat (berdua-duaan) antara seorang pria dan wanita yang bukan mahram selama ini dipatuhi seorang mukmin seba...

Baca selengkapnya »