Keberadaan IPNU Dalam Membentengi Generasi Bangsa
Pemuda sebagai bagian dari warga negara Indonesia berfungsi melaksanakan penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan potensi dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini pemuda juga diharapkan dapat berperan aktif sebagai kekuatan moral, konstrol social, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.
IPNU adalah organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaam merupakan bagian dari Generasi Muda (Pemuda). IPNU berfungsi sebagai wadah berhimpun pelajar, santri dan mahasiswa yang mempunyai tugas untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas pelajar serta menjadi pusat pembelajaran bagi generasi muda. Sebagai pelaksana kebijakan NU pada segmen muda sekaligus mensosialisasikan nilai dan ajaran Ahlussunnah wal jamaah dalam kehidupan sehari-hari.
IPNU sebagai bagian dari generasi muda bangsa, juga mempunyai tugas turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan pembelajaran solutif alternatif serta mengembangkan bakat dan keterampilan dalam mencapai pelajar, santri dan mahasiswa yang berkarakter.
Sejak awal berdirinya, IPNU telah berhasil mengisi ruang kosong yang menjadi pemisah antara pelajar di sekolah umum yang identik dengan “sekulerisme” dan santri pondok pesantren yang identik dengan kentalnya “pendidikan keagamaan”. Dikotomi Pelajar dan santri ini dapat dileburkan dengan kehadiran IPNU yang turut berperan aktif dalam pengembangan dunia pendidikan di Indonesia. Dengan  memberikan nilai-nilai Islam ahlussunnah wal jamaah di sekolah umum dan pengetahuan umum pada pendidikan di pesantren. Sehingga IPNU mampu menyeimbangkan pengembangan potensi intelektual dan spiritual individu pada generasi muda.
Globalisasi dan Modernisasi telah menepiskan identitas kultural dan idelogi yang mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku individu, seperti berkembangnya kecenderungan materialisme dan konsumerisme di kalangan generasi muda. Kondisi pelajar hari ini telah terjerumas pada jurang yang dalam, banyak pelajar yang menjadi pecandu narkoba, pornografi, tawuran antar pelajar menjadi sajian “hangat” setiap hari di media masa.
Disisi lain, munculnya organisasi-organisasi ideologi yang menarik pemuda atau pelajar pada doktrin-doktrin ekslusif sehingga menyebabkan pergeseran nilai ideologis pada diri pelajar hingga terjebak pada tindakan-tindakan kekerasan yang mengatasnamakan kebenaran dalam hal ini “terorisme”. Sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Bukan hanya itu saja, NII sebagai aliran yang menyimpang jauh dari Ahlussunah Waljama’ah melakukan gerakan - gerakan yang pada akhirnya mencuci otak para pelajar dengan paham yang membelokkan dari islam.
Hal ini mengharuskan peran aktif pemuda salah satunya Pimpinan Wilayah IPNU Jawa Timur sebagai organisasi yang concern terhadap pembinaan, pemberdayaan dan pengembangan potensi pelajar, santri dan mahasiswa untuk mengembalikan jatidiri pemuda Indonesia. Hal ini tentunya harus diiringi dengan berbagai langkah yang sistematik dan terarah. Disatu sisi, IPNU juga berusaha dalam meningkatkan mutu pengembangan SDM dan militansi pemuda, serta mengasah kecerdasan dan keterampilan dalam rangka membangun pemuda yang berkarakter menuju Indonesia bermartabat. 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Top