Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla
menggelar rapat terbatas (ratas) membahas program swasembada pangan bersama Menteri Koordinator
Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada Selasa
(24/12/2014) kemarin.
Ternyata
selama ini, program swasembada pangan yang ditargetkan tercapai dalam 1-2 tahun
terhambat masalah distribusi pupuk.
Untuk program swasembada pangan ini,
pemerintah telah melakukan penunjukan langsung agar terhindar dari proses
panjang dan penyelewengan tender. Bibit akan dikerjakan Pertani Persero dan PT
Sang Hyang Seri, sementara pupuk dikerjakan PT Pusri dan PT Pupuk Indonesia.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman
mengatakan dari 14 provinsi di Indonesia, sebanyak 50 kabupaten bermasalah distribusi
pupuknya. Pada 2015, pemerintah akan menggenjot untuk distribusi yang lebih
baik.
Amran menyampaikan keterlambatan
distribusi pupuk mempengaruhi proses bercocok tanam. Bila terlambat 2 minggu,
maka akan kehilangan 1 ton per hektar.
Ia juga menambahkan anggaran subsidi
pupuk untuk tahun depan sebesar 9,5 juta ton atau senilai Rp 28 triliun,
sedangkan subsidi pupuk sebesar Rp 2 triliun. Hal itu sudah disahkan dalam
APBN-P 2015.
Selain itu, faktor lain yang bisa
menghambat swasembada pangan adalah masalah irigasi di Indonesia yang rusak
mencapai 52 persen atau setara dengan 3,3 juta hektar. Kemudian masalah benih
pada 2014 serapannya hanya 20 persen.
Menteri Koordinator Perekonomian
Sofyan Djalil memberikan solusi agar distribusi pupuk dan benih bisa tepat
jumlah dan tepat waktu. Caranya adalah membuat master
list atau daftar
acuan.
Sofyan menuturkan pula Wapres JK
meminta salinan dokumen dari daftar acuan tersebut. Hal itu dapat memudahkan JK
untuk memantau.
0 komentar:
Posting Komentar